Pages

Selasa, 12 Maret 2013

Makalah Lansia/Usila (Lengkap)



BAB I
PENDAHULUAN


I.          Latar Belakang

Semakin majunya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama dalam bidang Kesehatan memberikan dampak terhadap peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup terutama kualitas usia lanjut tidak diikuti oleh peningkatan kualitas kehidupannya, karena secara fisiologis usia lanjut akan mengalami banyak kemunduran dalam semua aspek kehidupannya. Hal ini dapat mengakibatkan tingkat produktifitas dan kemandiriannya secara nyata semakin berkurang, karena kemunduran ini mungkin akan menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Namun harus disadari bahwa manusia menjadi tua bukan suatu hal yang luar biasa, karena proses ini adalah peristiwa yang alami yang sudah pasti datang pada orang-orang yang berumur panjang seperti yang dikatakan oleh Cumming dan Henry bahwa dalam proses penuaan perubahan-perubahan yang terjadi tidak dapat dihindari.
Semua orang tentunya ingin hidup sehat, tetapi semua itu sangatlah susah untuk mewujudkannya apalagi dengan usia yang semakin bertambah akan semakin banyak masalah dengan kondisi fisik yang makin melemah, misalnya sering sakit-sakitan, cepet cape, tidak produktif lagi, ingatan juga berkurang, tenaga juga berkurang, sehingga lebih banyak meminta bantuan kepada keluarga dan orang lain sehingga orang-orang beranggapan bahwa lansia tersebut sangat merepotkan. Terutama pada usia lanjut biasanya akan lebih mudah sakit/ terserang penyakit yang kronis. Seperti yang tertulis menurut WHO bahwa di negara berkembang maupun di negara maju jumlah lanjut usia (lansia) maupun usia harapan hidup akan semakin meningkat. Tetapi pada kenyataannya tidak semua lansia seperti yang telah dikatakan di atas. Masih banyak kita lihat lansia yang masih bekerja mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara. Seperti yang kita lihat juga di desa-desa para lansianya masih bekerja dengan giat seperti pergi ke kebun untuk mencari rumput, ke sawah untuk bertani, bahkan masih bisa mengurus rumah sendiri tanpa bantuan anak-anaknya dan kebanyakan di desa para lansianya juga hidup terpisah dari keluarga untuk hidup sendiri. Untuk itu janganlah kita beranggapan bahwa orang yang telah lanjut usia itu tidak bisa melakukan aktivitas yang biasa orang dewasa lakukan.
Walaupun tidak bisa di pungkiri bahwa secara kodratnya pada usia lanjut telah mengalami penurunan fungsi terhadap organ-organ tubuh. Namun menurut berbagai penelitian dikatakan bahwa fungsi organ tubuh yang menurun adalah normal dan tidak selamanya hal ini dapat menimbulkan suatu penyakit hanya rentan. Tetapi apabila kita bisa menjaganya dengan menanamkan gaya hidup sehat  sehingga dapat mencegah kemungkinan yang tidak diinginkan. Untuk mencapai keinginan hidup sehat seperti usia-usia yang belum lanjut diharapkan untuk olahraga yang teratur, menu makanan sesuai aturan/tidak memakan makanan yang pantang untuk di makan lansia, banyak istirahat, kontrol kesehatan ke dokter. Hanya saja porsinya tidak terlalu berat.
Sebenarnya pada dasarnya secara individu pengaruh proses penuaan menimbulkan berbagi masalah baik dalam hal fisik, biologik, mental maupun sosial ekonominya. Dengan menurunya berbagai fungsi organ maka lansia menjadi rentan terhadap penyakit . Pada hakikatnya penyakit pada usia lanjut sama dengan penyakit pada usia lainnya. Hanya saja pada lansia gejala-gejala dari penyakit-penyakit yang multifel itu sangat atipis sehingga sulit untuk menentukan diagnosa mengakibatkan penanganan kurang tepat yang tentunya dapat memburukan keadaan dan bisa terjadi komplikasi. Biasanya hal ini membuat lansia putus asa dan tidak mempunyai keinginan untuk sembuh, selain itu problem sosial dan ekonomi sangat mempengaruhinya.  

II.       Tujuan Penulisan

Seperti yang kita ketahui bahwa pada usia lanjutakan mengalami kemunduran baik dalam hal kemampuan fisik, menurunnya kecepatan reaksi, kurangnya fleksibilitas dan kekuatan otot karena proses degenerasi. Untuk itu masalah seperti ini kadang-kadang ada yang tidak bisa menerimanya sehingga menyebabkan keputus asaan untuk itu perlulah disiapkan agar lansia dapat beradaptasi untuk menghadapi hari tuanya. Maka dari itu sangatlah diperlukan upaya pembinaan kesejahteraan lansia yang tentunya bertujuan untuk meningkatkan peran serta lansia dalam pembangunan sehingga lansia merasa masih dibutuhkan walaupun usia mereka telah lanjut. Untuk upaya pembinaan kesejahteraan ini dilakukan secara berkesinambungan yang mana salah satu kegiatan yang diharapkan adalah mengadakan pos kesejahteraan usia lanjut. Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah menggambarkan upaya pelayanan bagi warga usia lanjut di suatu pedesaan untuk mencapai kesejahteraan lansia.

III.    Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini terdiri dari :
1.         Tinjauan teoritis tentang kesehatan lansia di masyarakat
2.         Analisa situasional permasalahan lansia di Rt. 02 Rw. 03 Dusun Renggong
3.         Pembahasan, yang terdiri dari :
3.1. Visi dan misi program
3.2. Tujuan Program
3.3. Rencana Strategis
3.4. Rencana Keperawatan
3.6. Hasil uji coba program
3.7. Evaluasi Program
4.         Kesimpulan dan Saran









BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Tentang Kesehatan Lansia di Masyarakat


A.          Pengertian Lansia

·              Menurut UU no. 4 tahun 1965 bahwa dikatakan bahwa lansia adalah mereka yang berumur 55 tahun ke atas (Dit. Yankes 1991).
·              Menurut WHO yang dianggap dengan lanjut usia adalah seorang manusia golongan umur 65 tahun keatas, tetapi ada juga yang mengambil batas 60 tahun keatas, bahkan ada pula yang menganggap orang yang berumur 50 tahun keatas (WHO 1976 ; Dit. Yankes 1991).

B.          Pengelompokan Lansia Menurut WHO

·              Midle age             : 45 – 59 tahun
·              Elderly (lansia)     : 60 – 74 tahun
·              Old                       : 75 – 90 tahun
·              Very old               : > 90 tahun
( Pergeri, 1996)

C.          Perlindungan Hukum Terhadap Lansia

·              Kebijaksanaan Pemerintah tentang usia lanjut
Kebijaksanaan usia lanjut ditujukan ke arah tercapainya :
-          Adanya kesadaran dan pengakuan semua pihak terhadap keberadaan dan peranan penting lanjut usia yang berdimensi fisik, kultural, mental dan spiritual dalam proses pembangunan bangsa.
-          Terwujudnya tatanan kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik yang mendorong dan memungkinkan peningkatan produktivitas, pendayagunaan,kemandirian dan peran serta lanjut usia dalam pembangunan nasional sebagai salah satu upaya pengembangan sumber daya manusia.
-          Berkembangnya secara bertahap pelaksanaan peundang-undangan, tanggungjawab keluarga dan peran serta masyarakat yang mendukung peningkatan pelayanan kesehatan, pelayanan kesejahteraan sosial, pekerjaan dan pendapatan, pendidikan dan latihan serta kemudahan untuk memperoleh pelayanan khusus lain bagi para lanjut usia.
-          Meluasnya penyediaan dan meningkatnya mutu sarana dan fasilitas dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan bagi lanjut usia di bidang agama, kesehatan, jaminan dan kesejahteraan sosial, pendidikan dan latihan serta kesempatan kerja oleh pihak pemerintah, kalangan swasta, dunia usaha, keluarga maupun masyarakat luas.
-          Tumbuh dan meluasnya kehidupan kemasyarakatan yang memberikan penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada pengabdian dan keteladanan para lanjut usia.
·              TAP MPR tahun 1993 tentang GBHN yang berisi :
-          Perlu di beri perhatian terhadap penduduk lanjut usia sebagai warga negara yang memiliki pengalaman luas serta kearifan dan pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh pembangunan.
-          Pelayanan kesehatan oleh pemerintah diberikan dengan memperhatikan secara khusus kepada fakir miskin, anak-anak terlantar dan penduduk lansia yang terlantar.

D.          Teori Proses Menua

a.            Berdasarkan Sistem Organ
Teori ini berpangkal pada menuanya, organisme menuju kerusakan dalam sistem organ tertentu, terutama sistem endokrin dan sistem kekebalan.
Menurut Brown Sequard efek meremajakan dari hormon kelamin yang berperanan. Dengan bertambahnya usia terjadi berbagai macam perubahan hormonal tetapi tidak pernah dihubungkan dengan proses menua.
b.            Berdasarkan Sel
Menurut Weismann bahwa menjadi tua disebabkan oleh penggunaan dan rusaknya sel-sel somatik. Teori wear and tear ini mulai di kenal tahun 1891 dan dihidupkan kembali oleh penelitian Hayflick dan Moorhead tentang potensi sel untuk membelah diri.

E.          Proses Menua

Proses menua adalah suatu proses biologis yang komplek dan secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur sel akibat interaksi dengan lingkungannya yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Proses penuaan dalam tubuh terjadi perubahan proses degeratif misalnya pengecilan sel. Pengurangan jumlah dan perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan baru dengan akibat timbulnya kemunduran fungsi organ.
Faktor yang mempengaruhi proses penuaan :
1.      Faktor lingkungan dan sosial
2.      Faktor psikologik dan perilaku

F.           Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia

Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kemudahan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap lansia untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asas manusia.

G.         Kesehatan

Kesehatan lansia meliputi kesehatan badan, rohani, dan sosial lansia dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Berbagai permasalahan kesehatan lansia adalah :
1.            Permasalahan umum
Besarnya jumlah penduduk lansia, jumlah lansia miskin makin banyak, nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat semakin individualis. Rendahnya tenaga profesional, sarana, dan fasilitas pelayanan bagi lansia terbatas.
2.            Permasalahan khusus
Terjadi perubahan normal fisik lansia yang tidak bisa dihindari dan terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia.

H.          Tujuan Keperawatan Lansia

Perawatan lansia bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan kemampuan lansia dengan jalan promotif, preventif, serta membantu mempertahankan dan membesarkan semangat hidup mereka. Selanjutnya perawatan menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit dan gangguan (Depkes RI.1992).

Dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan setiap sasaran menggunakan proses perawatan yang menggunakan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan dalam keperawatan.



BAB III

KAJIAN SITUASI ANALISA DAN PERMASALAHAN


I.     ANALISA SITUASI SECARA UMUM

1.1.        ANALISA INTERNAL
A.       STRENGHT ( KEKUATAN )
-         Berbagai jenis tanaman tumbuh subur
-         Curah hujan tiggi
-         Tersedia lahan untuk percontohan
-         Tersedia lapangan
-         Jumlah lansia di Rt. 02 ada 8 orang.
-         Para lansia di Rt.02 masih tergolong mandiri berdasarkan kazt dan Barthel Indeks.
-         Para lansia masih bisa  melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan keluarga seperti ; memasak, mencuci, membersihkan rumah, mencari rumput, pergi ke sungai untuk mandi dan mencuci.
-         Para lansia hampir sebagian hidup terpisah dari keluarga tetapi berdekatan.
-         Hubungan/interaksi lansia satu dengan lainnya tampak akrab.
B.      WEAKNESS ( KELEMAHAN)
-               Letak geografis pemukiman berbukit-bukit
-               Letak pemukiman jauh dari pasar
-               Pola makan warga tinggi garam
-               Belum tersedianya lahan percontohan
-               Tidak ada program Toga
-               Belum pernah ada penyuluhan tentang kesehatan
-               Kader posyandu yang aktif minim



I.2.       ANALISA EKSTERNAL     :
A.     OPPORTUNITY (PELUANG)
-          Tersedianya tenaga kesehatan 2 orang yang biasa aktif
-          Adanya pembagian Puskesmas yang menangani masalah kesehatan
-          Adanya pelatih senam di Puskesmas
B.        THREAT (ANCAMAN)
-          Jarak Puskesmas yang jauh
-          Bidan jarak prakteknya jauh
-          Transportasi menuju pelayanan kesehatan mahal
-          Tarif praktek kesehatan swasta mahal.



















3.       BAB IV

4.       PEMBAHASAN

5.       VISI DAN MISI PROGRAM

6.       VISI
7.       Membantu para lansia untuk memberikan pada sisa hidupnya menjadi lebih bermanfaat.
8.       MISI
9.       Meningkatkan kesehatan jasmani para lansia
10.   Mengisi waktu luang bagi lansia
11.   Mengontrol kondisi kesehatan lansia
12.   Memberdayakan potensi sumber daya alam
13.   Meringankan biaya pengobatan para lansia

14.   TUJUAN PROGRAM

15.   SENAM LANSIA
16.   Tujuan  Umum    :
17.   Untuk meningkatkan kesehatan jasmani para lansia.    
18.   Tujuan Khusus    :
19.   Mencegah terjadinya osteoporosis atau cedera pada tulang
20.   Meningkatkan kekuatan otot
21.   Mempertahankan keefektifan kerja jantung
22.   TOGA
23.   Tujuan Umum     :
24.   Untuk memberikan alternatif pengobatan para lansia
25.   Tujuan Khusus    :
26.   Cara untuk menanggulangi secara dini yang dapat terjangkau secara lokasi maupun dari segi ekonomi
27.   Untuk pemanfaatan lahan pekarangan
28.   Mengisi waktu luang para lansia
29.  Untuk mensosialisasikan dengan lansia lain

30.  STRATEGI KEGIATAN
31.  PROGRAM
32.  STRATEGI
33.  KEUNTUNGAN
34.  KERUGIAN
35.  PARTISIPASI WARGA
36.  Mengadakan senam lansia
37.  Mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat
38.  Membenahi lapangan
39.  Mengundang pelatih senam
40.  Mengajarkan kader untuk senam
41.  Kegiatan senam lansia
42.  Memeriksa fisik lansia
43.  Membuat lansia bersemangat
44.  Meningkatkan kesehatan jasmani
45.  Mampu bersosialisasi dengan lansia lainnya
46.  Mencegah osteoporosis
47.  Mengisi waktu luang

48.  Rutinitas lansia terganggu

49.  Mendukung rencana program
50.  Mengikuti penyuluhan dengan antusias
51.  Mengikuti senam dengan rutin
52.  Jumlah yang hadir banyak beserta keluarga .
53.  Mengadakan Toga
54.  Mengadakan pertemuan untuk mencari lahan yang strategis untuk percontohan toga
55.  Menyebarkan undangan pada masyarakat
56.  Menganjurkan lansia untuk membawa benih tanaman
57.  Mengundang PPL
58.  Kegiatan penyuluhan
59.  Memanam toga
60.  Menanggulangi secara dini komplikasi penyakit pada lansia.
61.  Lokasi dekat dan murah
62.  Lahan pekarangan dapat dimanfaatkan
63.  -
64.  Mendukung rencana program
65.  Salah satu warga memberikan lahan buat percontohan
66.  Jumlah lansia yang hadir hampir sebagian.
67.  Membawa benih ke tempat penyuluhan.
68.  Mengikuti penyuluhan dengan antusias.
69.  Ikut menanam saat percontohan .


70.  UJI COBA PROGRAM
71.  Senam lansia
72.  Proses :
73.  Mengatur barisan pada saat senam akan dimulai
74.  Lansia terlihat bersemangat waktu senam
75.  Kegiatan senam dilakukan satu jam lamanya
76.  Teknik :
77.  Melakukan senam sesuai kemampuan lansia
78.  Melakukan senam dengan benar dan sesuai dengan aturan

79.  Partisipasi warga
80.  Jumlah lansia yang mengikuti senam 75% dari jumlah lansia yang ada.
81.  Mengikuti senam secara rutin yang diadakan satu minggu sekali.
82.  TOGA
83.  Proses :
84.  Lansia dan keluarga terlihat antusias saat penyuluhan berjalan
85.  Tersedia benih tanaman untuk percontohan
86.  Masyarakat dan keluarga banyak yang bertanya pada saat penyuluhan.
87.  Teknik :
88.  Benih tanaman yang bagus dan segar
89.  Penanaman harus sesuai aturan
90.  Lahan memenuhi syarat untuk dijadikan percontohan
91.  Keterlibatan Masyarakat :
92.  Jumlah lansia termasuk keluarga 2/3 hadir
93.  Masyarakat/keluarga membawa benih pada saat penyuluhan.


94.  EVALUASI UJI COBA PROGRAM
95.  Senam Lansia
96.  Dalam melaksanakan senam lansia berjalan lancar di tandai :
97.  Hampir sebagian besar lansia mengikuti senam
98.  Lansia terlihat senang dengan diadakannya kegiatan senam ini.
99.   Antusias lansia sangat besar dalam mendukung kegiatan ini.
100.                 Adapun hasil dari kegiatan senam ini dapat dilihat dari :
101.                 Lansia terlihat lebih segar setelah mengikuti senam .
102.                 Lansia terlihat akrab dengan lansia lainnya.
103.                 TOGA
104.                 Dalam melaksanakan kegiatan ini berjalan lancar ditandai dengan :
105.                 Banyaknya yang hadir pada saat penyuluhan dan penanaman benih untuk percontohan
106.                 Masyarakat ikut terlibat pada saat penanaman benih tanaman.
107.                 Hasil dari kegiatan TOGA ini adalah :
108.                 Pemanfaatan lahan dipekarangan rumah .
109.                 Masyarakat mencontoh TOGA tersebut dengan menanam benih tanaman di halaman masing-masing rumah
110.                 Masyarakat menyadari pentingnya toga bagi kesehatan dan tahu manfaat dari tanaman yang tumbuh di sekitar pemukiman.















BAB. V.

KESIMPULAN DAN SARAN



A.                KESIMPULAN
Kegiatan yang telah diadakan berjalan lancar dan partisifasi masyarakat untuk kegiatan ini sangat antusias. Kegiatan pembinaan pada lansia belumlah optimal, hal ini terkait dengan kurangnya peran serta keluarga, masyarakat maupun instansi terkait pembinaan Kesejahteraan Lansia yang mana salah satu bentuk peran serta masyarakat terhadap lansia adalah dengan adanya kelembagaan atau wadah bagi lansia.
B.                 SARAN
Dengan adanya kegiatan yang telah diadakan oleh mahasiswa diharapkan kepada masyarakat khususnya lansia terus berjalan dan tidak hanya pada saat ini saja.














Tidak ada komentar: