A. Gambaran
Kasus
Klien
Tn. R, umur 27 tahun, suku Makassar, anak ke 2 dari 3 bersaudara. Tinggal
bersama pamannya di Jl. Buttatoa Kecamatan Maros Baru.
Klien masuk BPRS Dadi Makassar untuk
ketiga kalinya pada tanggal 19 Oktober 2005 dengan keluhan utama mengamuk,
sering marah dan memukul orang. sebelumnya klien pernah dirawat pada tahun 1999
dan 2000 dengan keluhan yang sama karena saat di rumah klien tidak teratur
minum obat. Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien sering marah bila
keinginannya tidak terpenuhi. Keadaan ini semakin memburuk hingga akhirnya
sehari sebelum masuk rumah sakit, klien mengamuk dan memukul tantenya karena
keinginannya untuk dibelikan sepeda motor tidak dipenuhi. Klien mempunyai riwayat
menggunakan NAPZA (shabu-shabu) pada tahun 1995 – 1999. klien juga mempunyai
pengalaman yang tidak menyenangkan seperti sering dipukuli pamannya dan orang
tuanya bercerai pada saat klien berusia 9 tahun kemudian adiknya meninggal
dunia.
Pada saat dilakukan pengkajian,
klien tampak tegang, gelisah, rahang terkatup, tangan mengepal dan tatapan mata
tajam. Klien dalam keadaan terfiksasi. Afek labil, berbicara dengan keras dan
cepat, arus piker blocking (pembicaraan terhenti tiba-tiba) dan tampak memfokuskan
pendengaran seolah-olah ada sesuatu yang didengar. Klien tampak tidak rapi,
muka kusut, tercium bau badan, kuku panjang dan kotor, penggunaan pakaian tidak
sesuai (baju terbalik), belum mampu merawat dirinya sendiri. Saat interaksi
klien mengatakan suka memukul orang di rumah, mengatakan dirinya seorang
jagoan, mendengar suara bisikan yang menyuruhnya mondar-mandir. Klien malas
bergaul dengan orang lain, merasa tidak diperhatikan karena jarang dijenguk
oleh keluarganya, dan sejak orang tuanya bercerai klien kurang mendapat
perhatian oleh keluarga.
Selama di rawat di BPRS Dadi Makassar, klien mendapat terapi obat dan restrain.
Diagnosa medis :
Schizophrenia paranoid
Therapi :
Diazepam 5 mg 3 x 1, Haloperidol 5 mg 3 x
½
B. Daftar
Masalah
1.
Resiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan
2.
Perilaku Kekerasan
3.
Perubahan Persepsi Sensori ; Halusinasi Dengar
4.
Isolasi Sosial ; Menarik Diri.
5.
Gangguan Konsep Diri ; Harga Diri Rendah
6.
Berduka Disfungsional
7.
Defisit Perawatan Diri
8.
Perilaku Mencari Bantuan
9.
Koping Keluarga Inefektif : Ketidakmampuan Keluarga Merawat
Klien Di Rumah.
10.
Intoleransi Aktifitas
C. Pohon
Masalah

D. Diagnosa
Keperawatan
1.
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan b/d perilaku kekerasan
2.
Perilaku kekerasan b/d halusinasi pendengaran
3.
Perubahan persepsi sensori ; halusinasi pendengaran b/d
menarik diri
4.
Isolasi sosial :
menarik diri b/d harga diri rendah
5.
Gangguan konsep diri ; harga diri rendah b/d berduka
disfungsional
6.
Aktifitas intoleran b/d halusinasi pendengaran
7.
Defisit perawatan diri b/d aktifitas intoleran
8.
Ketegangan peran pemberi perawatan b/d
ketidaktahuan keluarga dalam merawat
klien di rumah
9.
Perilaku kekerasan b/d koping keluarga in efektif
E.
Intervensi
Diagnosa
yang diintervensi :
1.
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan b/d perilaku kekerasan
2.
Perilaku kekerasan b/d halusinasi pendengaran
F.
Implementasi
(terlampir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar