Pages

Rabu, 27 Februari 2013

PENGKAJIAN INTRANATAL (LENGKAP)



Tgl MRS : 29 Agustus 2005 pukul 23.15 wita
Tgl pengkajian : 30 Agustus 2005 pukul 08.00 wita

I.       DATA UMUM

Inisial klien            : Ny. S                         Nama suami        : Tn. H
Umur                     : 23 Tahun                   Umur                   : 24 Tahun
Alamat                  : Jl. Malino                  Pekerjaaan           : sopir
Pekerjaan               : ---                              Penddk. terakhir  : SMP
Pend. terakhir        : SMP
Agama                   : Islam
Suku bangsa          : Makassar
Status perkawinan : Kawin 1 tahun

II.    DATA UMUM KESEHATAN

1.      Tinggi badan / berat badan : 150 Cm/  50 Kg
2.      Berat badan sebelum hamil : 42 Kg
3.      Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4.      Obat – obatan : ada, vitamin untuk bumil
5.      Alergi ( obat/makanan/bahan tertentu ) : tidak ada
6.      Diet khusus : tidak ada
7.      Menggunakan : gigi tiruan/ kacamata/ lensa kontak/alat dengar*) : tidak
      Lain–lain sebutkan : tidak ada.
8.      Frekwensi BAK :  3 - 4 X /hari.
      Masalah : tidak ada masalah
9.      Frekwensi BAB : 1 kali/hari
      Masalah : Tidak ada
10.  Kebiasaan waktu tidur :
Siang 1-2 jam (14.00-16.00),  malam hari : 5-6 jam (22.00-05.00)

III. DATA UMUM KEBIDANAN

1.      Kehamilan Sekarang direncanakan : ya
2.      Status obsetrikus:  G I  P0 A0 Usia kehamilan 36 minggu.
3.      HPHT : November 2004 Taksiran partus : Agustus 2005

4.      Jumlah anak dirumah
No
Jenis
Cara lahir
BB lahir
Keadaan
Umur

1.


Kehamilan
Sekarang

----

----

----

----
5.      Jumlah kunjungan pada kehamilan ini : Teratur,  di poliklinik KIA RSUD Syekh yusuf, Gowa
6.      Masalah kehamilan yang lalu :  ----
7.      Masalah kehamilan sekarang  : ---
8.      Rencana KB  : Ikut Suntik
9.      Makanan bayi sebelumnya : ----
10.  Pelajaran yang diinginkan saat ini : relaksasi/ pernafasan, manfaat ASI, metode KB, perawatan perineum/ perawatan payudara, perawatan bayi.
11.  Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : suami
12.  Masalah dalam persalinan lalu: ---

IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG

1.      Mulai persalinan ( kontraksi /pengeluaran pervaginam ) : Ibu masuk pada hari Senin, 29 Agustus 2005 jam 23.15 wita,
2.      Keadaan kontraksi (frekwensi dalam 10 menit, lamanya, kekuatan); 3 X 10 (25-35“.) Belum teratur
3.      Frekwensi dan kwalitas denyut jantung janin : 12-11-12 (140 X/Menit) Teratur (batas Normal )
4.      Pemeriksaan fisik :
¯  Kenaikan BB selama Kehamilan : 8 Kg.
¯  Tanda vital: TD :100/ 80 mmHg ,nadi : 100 X/Menit, Suhu : 360 C         Respirasi : 18 X / menit
¯  Kepala dan leher : bersih, rambut tidak mudah dicabut , leher : tidak ada  nyeri pada saat menelan, pembesaran kel. Tyroid (-)
¯  Jantung : Terlihat iktus cordis (+), perkusi : tidak ada pembesaran, Auskultasi : S1 : terdengar jelas pada garis midklavikularis dan iga ke 5, S2 : terdengar jelas pada iga ke 2, S3/S4 : tidak terdengar.
¯  Paru – paru : Nafas adekuat, perkusi : tidak ada pembesaran, vokal premitus jelas, bunyi nafas tambahan (-)
¯  Payudara : Terbentuk papila , ASI belum keluar, areola hiperpigmentasi
¯  Abdomen ( secara umum dan pemeriksaan obstetric ) : Kontraksi kurang/tidak teratur , linea alba (+), Striae (-), livida (-), TFU : 2 jari di bawah px, puka, bagian terbawah kepala, BDP
¯  Djj : 140 X / menit,
¯  Ekstermitas   edema : tidak ada
¯  Refleks : APR (+), KPR (+)
5.      Pemeriksaan dalam pertama: oleh dr. Bambang jam : 23.15 Wita
      Hasil : VT : 2 Cm, Portio lunak tipis, Ketuban (+), Penurunan H1, bagian terdepan kepala,
6.      Ketuban ( utuh  ), pecah tgl 30-08-05 jam :12.55 (amniotomi) warna : jernih
7.      Laboratorium :  Hb 10,0 gr %.

V.    DATA PSIKOSOSIAL

1.      Bagaimana perasaan anda terhadap kehamilan sekarang : Sangat bahagia dan senang.
2.      Bagaimana perasaan suami terhadap kehamilan sekarang ; senang , karena istrinya hamil dengan kondisi yang sehat  dan karena anak yang diidam-idamkan sudah mau lahir.
3.      Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang : ---.


OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN
Tanggal/jam
Kontraksi Uterus
DJJ
30 Agustus 2005
08.00
08.30
09.00
09.30
10.00
10.30
11.00
11.30
12.00
12.30
13.00
13.15

Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  35 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  40 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  40 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  40 “
Dalam 10 ‘ ada 3 X his lamanya  40 “
   Anak lahir

140 X/ ‘
132 X/ ‘
132 X/ ‘
138X/ ‘
138X/ ‘
138X/ ‘
138X/ ‘
132X/ ‘
138X/ ‘
140X/ ‘
140X/ ‘



ANALISA DATA KALA I

NO
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
MASALAH
1.
















2.
DS : Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
DO: Ibu tampak meringis , mengerang, memegang – megang tangan penolong pada saat  kontraksi uterus dan menahan sakit.
Kontraksi uterus : 3 X 10 (35”).
Perut tampak tegang saat his datang.
 Pada pemeriksaan pada jam  08.00 :
v  Pembukaan serviks : 7  cm
v  Ketuban masih utuh
v  Portio  lunak dan tipis
v  Presentasi   kepala
v  Pelepasan darah  dan lendir     ( + )


DS : Kapan akan lahir bayi saya, lama sekali anak saya lahir.
DO :Tampak ibu cemas, mimik muka tegang,  gelisah, keringat banyak. TD : 100 / 80 x / mnt, N : 100 x / mnt,  R : 18 x /mnt dan S : 37 o C.
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri )
















Kecemasan






RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KALA I



HARI/TGL/
JAM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
1





































2.
   Selasa,
30-08-2005
    08.00



































27-05-2003
08.30

Nyeri b/d kontraksi uterus di tandai dengan :
DS :
Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
DO :
·         Ibu tampak meringis , mengerang, memegang – megang tangan penolong pada saat  kontraksi uterus dan menahan sakit.
·         Kontraksi uterus dalam 10 menit 3 kali his  lamanya 35 “.
·         Perut tampak tegang saat his datang.
·         Pada pemeriksaan pada jam 08.00:
v  Pembukaan serviks : 7 cm
v  Ketuban masih utuh
v  Portio  tipis dan lunak
v  Presentasi   kepala.
v  Pelepasan darah dan lendir ( + )

Kecemasan b/d kurang komunikasi / informasi tentang proses persalinan yang akan dialami ditandai dengan:
 DS :
Kapan akan lahirnya bayi saya, anak saya lama sekali lahir
DO :
·         Tampak ibu cemas, mimik muka tegang,  gelisah, keringat banyak.
·         TD:100/80mmHg
      N : 100 x / mnt,
      R : 18 x /mnt
      S : 37 o C.
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri dengan kriteria :
¯ Keluhan secara verbal berkurang.
¯ Klien dapat menahan nyerinya.
¯ Klien dapat mengontrol nyeri saat kontraksi datang.

TTV DBN :
TD : 90-130
         60-90
N : 60-80x/m
P : 16-20x/m






















Kecemasan klien berkurang dengan kriteria :
Keluhan secara verbal tidak ada lagi dan tanda – tanda vital tetap dalam normal, tampak kilien tenang.

1.      Kaji derajat ketidaknyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri .


2.      Ajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat.

3.      Lakukan tehnik gate control seluruh permukaan perut, atur posisi, menekan sacrum.

4.      Anjurkan klien untuk BAK setiap 1 – 2 jam, palpasi atas simfisis pubis untuk menekan distensi.

5.      Jelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.
6.      Obsevasi tanda – tanda  vital : TD,N,R,S.

7.      Observasi his dan pembukaan serviks.
8.      Observasi DJJ.












1.      Kaji tingkat kecemasan klien.




2.      Berikan support mental dan informasikan bahwa kecemasan dan takut itu normal dalam menghadapi persalinan.
3.      Berikan penjelasan dengan baik tentang fisiologi kala I.


4.      Beritahu hasil pemeriksaan yang didapatkan.

5.      Anjurkan keluarga untuk berpartisipasi memberikan support dan menemani klien sementara waktu.
6.      Yakinkan bahwa proses kala I berlangsung baik.
1.   Reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman nyeri, latar belakang budaya juga mentukan. Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat ditentukan intervensi selanjutnya.
2.   Dapat memblok impuls nyeri dalam kortek serebri melalui respon kondisi dan stimulasi kutan dan meningkatkan suplay O2 intra uterin.
3.   Gate control merupakan stimulasi relaksasi dan pengeluaran analgetik endogen yang dapat mengurangi rasa nyeri.
4.   Mempertahankan KK bebas dari distensi yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan menghalangi turnnya kepala janin.
5.   Meningkaatkan rasa adaptasi klien terhadap nyeri.

6.   Mengetahui perkembangan keadaan klien sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat.
7.   Mengetahui kemajuan persalinan untuk mrlakukan intervensi yang tepat.
8.   Mengetahui keadaan bayi dalam uterus.












1.   Untuk mengidentifikasi tingkat intervensi yang perlu, cemas yang berlebihan dapat meningkatkan persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak negatif pada persalinan.
2.   Klien akan mengerti bahwa respon normal akan mengurangi kecemasan.


3.   Informasi yang jelas dan bijaksana memudahkan ibu dalam memahami dan mengerti proses persalinan sehingga kecemasannya berkurang.
4.   Penjelasan tentang hasil pemeriksaan juga akan meningkatkan pengetahuan ibu sehingga kecemasan menurun.
5.   Keluarga sangat dibutuhkan untuk menenangkan dan mengambil langkah awal untuk mengurangi cemas.

6.   Akan membuat ibu tenang dan kecemasan teratasi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA I
NO
HARI/TGL
DX KEP
Jam
IMPLEMENTASI DAN HASIL
1.












2.

Selasa
30 agustus 2005





















Selasa
30 agustus 2005


1












II

08.30


08.35

08.45

09.15


10.30


11.25


11.30

12.50
12.55



11.35


11.45


11.50

12.00



1.      Mengkaji derajat ketidaknyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri. “Pasien mengatakan nyeri perut tembus sampai kebelakang, perut seakan-akan mau lepas.”
2.      Mengobservasi tanda – tanda  vital : TD,N,R,S. TD : 100/80mmHg, N; 100X/mnt, R: 18 X/mnt,S : 37 0 C.
3.      Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat. “Klien mulai mencoba melakukan tehnik pernafasan yang benar.”
4.      Melakukan tehnik “gate control “ dengan menekan pelan pada bagian pinggang ,sambil ibunya menarik nafas teratur. Gate control dapat mengurangi rangsangan nyeri yang berlebih
5.      Menganjurkan klien untuk BAK setiap    1 – 2 jam, Melakukan palpasi atas simfisis pubis untuk mengetahui blass terisi atau tidak. “Ibu melakukan miksi di kamar mandi , baru 1 kali pada kala 1 ini., palpasi simpisis : kosong/ tidak ada air seninya”
6.      Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan memberitahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal. Klien mulai memahami proses terjadinya nyeri “ oh..begitu : jadi  sakit ini normal .
7.      Mengobservasi tanda – tanda  vital : TD,N,R,S. TD : 100/80mmHg, N; 100X/mnt, R: 18 X/mnt,S : 37 0 C.
8.      Mengobservasi DJJ setiap ½ jam. “ DJJ normal antara 132-140 X/ menit”
9.      Mengobservasi his dan pembukaan serviks. “His : teraratur , 5 x 10 (35 “).Tampak perineum menonjol, vulva terbuka, ada dorongan meneran.”, pembukaan lengkap, servik tipis dan lunak

1.   Mengkaji tingkat kecemasan klien.’Tingkat kecemasan sedang ( derajat 2 )”
2.   Memberikan support mental dan menginformasikan bahwa kecemasan dan takut itu normal dalam menghadapi persalinan. “Peningkatan pola koping yang baik.”
3.   Memberikan penjelasan dengan baik tentang fisiologi kala I. “Klien mengerti’
4.   Memberitahu hasil pemeriksaan yang didapatkan. Kontraksi baik, his teraratur, dan “klien mulai agak senang.”
5.   Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi memberikan support dan menemani klien sementara waktu. Keluarga terkadang menemani klien pada saat jalan diluar.
6.   Meyakinkan klien bahwa proses kala I berlangsung baik. Klien mulai menunjukkan adanya peningkatan respon kognisi yang baik.
CATATAN PERKEMBANGAN KALA I
NO
HARI/TGL/ JAM
DX. .KEP
EVALUASI
1.









2
Selasa
30 agustus 2005

Jam
13.00






Selasa
30 agustus 2005

13.00

I

















II
S   : Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
       Kapan akan lahirnya bayi saya, baru anak ketiga ini terasa lama sekali    lahirnya
O : Ibu tampak meringis , mengerang, memegang – megang tangan penolong pada saat  kontraksi uterus dan menahan sakit.
   Kontraksi uterus : 5 X 10 ( 45 “)
   Perut tampak tegang saat his datang.
   Pada pemeriksaan pada jam 13.00
¯  Pembukaan serviks : 10 cm
¯  Portio  menipis dan lunak
¯  Presentasi   kepala.
¯  Pelepasan darah dan lendir (+ )
¯  Kesan panggul normal.
¯  Ketuban dipecahkan (amniotomi)
      Tampak ibu cemas, mimik muka tegang, kadang gelisah, keringat banyak. TD : 100/80 mmHg, N : 100 x / mnt,  R : 18 x /mnt dan S : 37 o C.
A  : Nyeri belum teratasi
P   : Lanjutkan intervensi untuk melahirkan bayi.

S   :  Ibu merasa puas dengan perhatian, pemeriksaan dan informasi yang diberikan
O  :  Lebih tenang., tidak bertanya –tanya lagi tentang kapan anaknya lahir.
A  :  kecemasan mulai teratasi
P   :  Lanjutkan intervensi untuk melahirkan bayi

ANALISA DATA KALA II

NO
DATA
SUBJEKTIF / OBJEKTIF
MASALAH
1.


























2.
DS :
§  Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
§  Kapan akan lahirnya bayi saya, lama sekali anak saya lahir.

DO:
§  Ibu tampak meringis , mengerang, memegang – megang tangan penolong pada saat  kontraksi uterus dan menahan sakit.
§  Kontraksi uterus 5 X 10     ( 45 “)
§  Nyeri persisten
§  Perut tampak tegang saat his datang.
§  Pada pemeriksaan pada jam 13.00:
¯  Pembukaan serviks : 10 cm
¯  Ketuban sudah pecah
¯  Portio tipis dan lunak
¯  Presentasi   kepala.
¯  Pelepasan darah dan lendir
§   Tampak ibu cemas, mimik muka tegang, kadang gelisah, keringat banyak. TD : 100 / 80 x / mnt, N : 100 x / mnt,  R : 18 x /mnt dan S : 37 o C.



DS :
Ibu baru pertama kali melahirkan
DO :
Nampak perineum menonjol, tekanan anus
His kencang 5 X 10 ( 45” )
adanya kemauan ibu untuk meneran.
Nampak kepala anak mulai keluar dari introitus vagina
Nyeri


























Risiko
Terputusnya continuitas jaringan                         ( Ruptur Perineum)


RENCANA KEPERAWATAN KALA II

NO
HARI/TGL/
Jam
DX
KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
  1.
























































2.

Selasa
30 agustus 2005

13.00




















































Selasa
30 agustus 2005

13.00
































Nyeri  b/d kontraksi uterus
DS :
§  Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
§  Kapan akan lahirnya bayi saya, lama sekali anak saya lahir.

DO:
§  Ibu tampak meringis, mengerang, memegang tangan penolong pada saat  kontraksi uterus dan menahan sakit.
§  Kontraksi uterus 5 X 10     ( 45 “)
§  Nyeri persisten
§  Perut tampak tegang saat his datang.
§  Pada pemeriksaan pada jam 13.00:
¯  Pembukaan serviks : 10 cm
¯  Ketuban sudah pecah
¯  Portio tipis dan lunak
¯  Presentasi   kepala.
¯  Pelepasan darah dan lendir
§   Tampak ibu cemas, mimik muka tegang, kadang gelisah, keringat banyak. TD : 100 / 80 x / mnt, N : 100 x / mnt,  R : 18 x /mnt dan S : 37 o C.

Risiko terputusnya continuitas (Ruptur perineum ) jaringan b/d  Proses kelahiran





Nyeri dapat teratasi, dengan kriteria
-Ibu mengerti tentang proses timbul nyeri.
- Ibu tidak terlalu mengerang kesakitan.
- TTV DBN :
TD : 90-130
         60-90
N : 60-80x/m
P : 16-20x/m










































Kontuinitas jaringan  tetap utuh dengan kriteria :
-Tidak ditemukan ada ruptur perinem



1.      Kaji derajat ketidak nyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri .



2.      Ajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat.
3.      Anjurkan ibu meneran bila muncul His
4.      Ajarakan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian.
5.      Jelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.
6.      Observasi his dan pembukaan serviks.







































1.  Letakan duk steril di bokong ibu.


2.  buka tutup partus set.


3.  Pakai sarung tangan pada kedua tangan.

4.  Saat sub oxiput tampak di bawah sympisis, tangan kanan  lindungi perineum  dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri lakukan tahanan puncak kepala .
5.  Setelah kepala lahir usap dengan  kasa bersih pada hidung dan mulut janin dari lendir, darah dan air ketuban.
6.  Periksa adanya lilitan tali pusat  pada leher janin.
7.  Tunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
8.  Setelah kepala bayi menghadap ke paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan pada sisi kepala bayi, lakukan tarikan secara hati – hati kearah bawah sampai bahu posterior / belakang lahir.
9.  Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher          ( bagian bawah kepala ) dan keempat jari pada bahu dan dada/ punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
10. Setelah  badan dan lengan lahir, tangan kiri lakukan penyusuran punggung kearah bokong dan tungkai bawah ( selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin ).
1.      Reaksi nyeri adalah individual dan berdasarkan pengalaman nyeri, latar belakang budaya juga mentukan. Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat ditentukan intervensi selanjutnya.
2.      Membantu dalam hal pemulihan tenaga sehabis meneran.

3.      Proses pengeluaran bayi sejalan  dengan datangnya His
4.   Meransang penge-luaran analgetik endogen
5.   Meningkaatkan rasa adaptasi klien terhadap nyeri.

6.   Mengetahui perkembangan keadaan klien sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat.






































1.   Menghindari  fixasi       yang kuat agar tangan tidak licin  saat mnahan perineum.
2.    Siap untuk melakukan tindakan pertolongan persalinan dengan bantuan alat-alat
3.    Menghindarai proses penularan dan hiegine personal , bayi dan ibu.
4.    Menghindari elastisitas perineum maksimal ,dan menghindari defleksi spontan



5.    Menghindari terjadi aspirasi cairan ketuban, dan membebaskan jalan nafas

6.    cidera janin, mempernudahan pengeluaran janin
7.    Puitaran paksi luar merupakan fisiologis dalam proses persalinan
8.    Melahirkan trokanter depan dan belakang





9.    Melahirkan badan








10.  Melahirkan badan dan kaki agar tidak terjadi pengeluaran spontan, menghindari cidera anak.
















IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA II
NO
HARI/TGL
DX KEP
Jam
IMPLEMENTASI DAN HASIL
1











2.
Selasa
30 agustus 2005









Selasa
30 agustus 2005

I












II
12.00

12.15




12.25




13.00


13.10





13.12





13.13



13.15
1.  Mengkaji derajat ketidak nyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri . “   Nyeri bawah perut tembus kebelakang “
2.      Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat. “ Klien melakukan anjuran “ 
3.      Menganjurkan ibu untuk meneran bila his muncul “
4.      Mengajarakan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian ke bayi yang akan dilahirkan ” Dampak nyeri berkurang “
5.      Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.. “ menunjukkan respon pe-ningkatan pengetahuan terhadap respon fisiologis nyeri “
6.      Mengobservasi his dan pembukaan serviks “ his mulai teratur pembukaan  lengkap jam 12.55 wita.

1.      Meletakan duk steril di bokong ibu.
2.      Membuka tutup partus set.
3.      Memakai sarung tangan pada kedua tangan.
4.      Saat sub oxiput tampak di bawah sympisis, tangan kanan  Melindungi perineum  dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri melakukan tahanan puncak kepala .“ bayi lahir secara perlahan mengikuti proses fisiologis “
5.      Setelah kepala lahir Mengusap dengan  kasa bersih pada hidung dan mulut janin dari lendir, darah dan air ketuban.“ Bayi lahir dan langsung menangis, suara bersih dan nyaring.”
6.      Memeriksa adanya lilitan tali pusat  pada leher janin.“ Tidak ditemukan adanya lilitan tali pusat “
7.   Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
8.      Setelah kepala bayi menghadap ke paha ibu, Menempatkan kedua telapak tangan pada sisi kepala bayi, lakukan tarikan secara hati – hati kearah bawah sampai bahu posterior / belakang lahir.“ lahir bahu depan dan belakang “
9.      Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah kepala ) dan keempat jari pada bahu dan dada/ punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir. “ lahir badan “
10.  Setelah  badan dan lengan lahir, tangan kiri lakukan menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah      ( selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin ).“ lahir bayi Laki-laki dengan BB : 2500 gr, PB : 45 cm, A/S : 8/10 



CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

NO
HARI/TGL/ JAM
DX. KEP
EVALUASI
1.






2.
Selasa
30 agustus 2005
13.20



Selasa
30 agustus 2005
13.20
I






II
S : Ingin sekali BAB dan keinginan meneran, perut masih terasa nyeri sampai kebelakang.
O : Klien  tampak meneran, His  kuat dan terkoordinasi
A : Nyeri masih dirasakan , klien dapat meningkatkan pola coping yang baik terhadap nyeri
P : Lanjutkan intervensi untuk menuju kala III ( melahirkan Placenta )

S :   Ada terasa nyeri pada bagian bawah jalan lahir
O :  Ada robekan perineum derajat II
Lahir bayi laki-laki dengan panjang 45 cm dan berat 2500 gr A/S : 8/10
Ada sedikit perdarahan ± 100 cc
Placenta belum lahir
Tinggi fundus  uteri masih setinggi pusat
Uterus terasa lembek
Tampak klien ingin meneran
Klien sering meringis kesakitan
A :  kerusakan integritas kulit terjadi.
P :   Lanjutkan intervensi untuk menuju kala III, untuk pengeluaran placenta

ANALISA DATA KALA  III

NO
DATA

MASALAH


1










2..

DS :
Nyeri pada bagian perut bawah
Rasanya masih ingin meneran

DO :
Meringis kesakitan
Plasenta belum Lahir
Tinggi fundus  uteri masih setinggi pusat
Uterus terasa lembek
Tampak klien ingin meneran

Data penunjang :
Banyaknya darah yang keluar bersama bayi (± 100 cc)



Nyeri










Risiko defisit volume cairan









RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KALA III

NO
HARI/
TGL/
Jam
DX KEP
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
1.






























2.
Selasa
30 agustus 2005
13.20


























Selasa
30 agustus 2005
13.20
 Nyeri b/d Iskemia otot-otot uterus
DS :
Nyeri pada bagian perut bawah
Rasanya masih ingin meneran

DO :
Meringis kesakitan
Plasenta belum Lahir
Tinggi fundus  uteri masih setinggi pusat
Uterus terasa lembek
Tampak klien ingin meneran

Risiko difisit volume cairan b/d Endometrium bekas implantasi plasenta terbuka






Nyeri bisa di adaptasi dengan criteria : klien mengerti tentang proses fisologis dari pada nyeri
Klien melaporkan nyeri berkurang
TTV DBN :
TD : 90-130
         60-90
N : 60-80x/m
P : 16-20x/m












Haemostasis tubuh tetap terjaga dengan Kriteria :
Bibir dan kulit tidak kering
Tidak rasa haus berlebih.
TTV DBN :
TD : 90-130
         60-90
N : 60-80x/m
P : 16-20x/m
S : 36-37 C

1.      Kaji derajat ketidak nyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri .

2.      Ajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat.

3.      Lakukan masasage  ringan pada bagian fundus arah dorso cranial.
4.      Ajarakan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian.
5.      Jelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.
6.      Observasi his dan pengeluaran plasenta
7.      Periksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal / ganda.

8.      Suntik oxytocin 10 unit IM.

9.      Pindahkan klem pada talipusat hingga   berjarak 5 – 10 cm dan vulva.
10.  Saat uterus berkontraksi, regangkan tali pusat, sementara  tangan yang lain melakukan dorongan  uterus kearah dorso cranial.
11.   Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya kemajuan placenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas  hingga placenta tampak pada vulva.

1.         Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan  berlebihan atau syok (misal : periksa TD, N, warna kulit, dan suhu)

2.         Kaji tanda-tanda vital  sebelum dan sesudah pemberian oksitosin
3.         Catat waktu dan  mekanisme pelepasan plasenta misalnya mekanisme Duncan versus mekanisme Schulze

4.         Menganjurkan ibu untuk banyak minum terutama minuman yang manis



1.      Indikasi nyeri adalah individual dan berdasar-kan pengalaman nyeri, latar belakang budaya juga mentukan. Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat ditentukan intervensi selanjutnya.
2.      Dapat memblok impuls nyeri dalam kortek serebri melalui respon kondisi dan stimulasi kutan dan meningkatkan suplay O2 intra uterin.
3.   Membantu dalam pe-ngeluaran plasenta.

4.   Meransang pengeluaran analgetik endogen

5.   Meningkaatkan rasa adaptasi klien terhadap nyeri
6.   Mengetahui perkembangan keadaan klien .
7.      Pemberian oxitocin sebagai tindakan selanjutnya harus dipastikan terlebih dahulu adanya kehamilan tunggal / ganda.
8.      Meningkatkan kontraksi uterus, dan merangsang placenta keluar
9.      Memudahkan tarikan tali pusat dan perengan lebih dapat dirasakan , apakh placenta sudah lepas / belum
10.  Membantu pengeluaran placenta secara manual.


11.  Memastikan terlepasnya placenta, Proses pengeluran placenta melalui bantuan dan kemamampuan ibu dalam meneran




1.   Hemoragi dihubungankan dengan kekurangan cairan  lebih besar dari 500 ml  dapat dimanifestasikan dengan peningkatan nadi,  penurunan TD, sianosis,  dan penurunan kesadaran
2.   Efek samping yang sering terjadi dari pemberin oksitosin adalah hipertensi
3.   Pelepasan harus terjadi dalam 5 menit, setelah kelahiran. Kegagalan untuk lepas memerlukan  pelepasan manual. Lebih banyak waktu yang diperlukan  bagi plasenta untuk lepas  lebih banyak darah yang hilang.
4.   Minum yang cukup terutama yang manis dapat mengembalikan tenaga ibu dan membantu pemenuhan hidrasi tubuh











IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA III
NO
HARI/TGL
DX Kep
Jam
IMPLEMENTASI DAN HASIL

1.





















2.

Selasa
30 agustus 2005



















Selasa
30 agustus 2005


I





















II

13.15

13.18

13.19

13.20

13.23
13.25

13.30





13.35




13.15



13.25






13.45

1. Mengkaji derajat ketidaknyamanan melalui  isyarat verbal dan non verbal pada respon nyeri .” Klien sudah mampu mengatasi nyeri “
2.      Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau relaksasi yang tepat. “ klien mau mencoba tehnik pernafasan yang benar “
3.      Melakukan masasage  ringan pada bagian fundus arah dorso cranial. “ Lahir plasenta lengkap “
4.      Mengajarkan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian.
5.      Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu adalah hal yang normal.
6.      Mengobservasi his dan pengeluaran plasenta “ His teratur dan placenta lahir lengkap “
7.      Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal / ganda. “ kehamilan tunggal “
8.      Memberitahu ibu untuk disuntik.
9.      Menyuntikan oxytocin 10 unit IM
10.  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm dan vulva.
11.  Meregangkan tali pusat saat uterus berkontraksi, sementara  tangan kiri mendorong uterus kearah dorso cranial “ ada kemajuan  kelahiran placenta “.
12.  Memperhatikan tali pusat : “terlihat bertambah panjang dan terasa adanya kemajuan placenta “
13.  Meminta ibu untuk meneran sedikit dana tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas  hingga placenta tampak pada vulva.
14.  Saat placenta tampak pada vulva, memegang placenta dengan kedua tangan dan melakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran placenta den mencegah robeknya selaput ketuban “ placenta lahir lengkap : kotiledon, selaput corion dan amnion lengkap, Panjang Tali placenta ± 50 cm , 2 arteri 1 vena“


1.      Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan  berlebihan atau syok (misal : periksa TD, N, warna kulit, dan suhu
(hasil : ibu tidak  ada tanda dan gejala kehilangan cairan (tdk. Syok,  suhu 37 ‘C,  tidak ada sianosis, nadi 88 x/m)
2.      Kaji tanda-tanda vital  sebelum dan sesudah pemberian oksitosin
( Hasil: TD, N, P, S sebelum dan sesudah pemberian oksitosin tidak ada perubahan  yaitu TD. 120/80 mmHg, N 88 x/m, P 20 x/m, suhu 37 ‘C)
3.      Catat waktu dan  mekanisme pelepasan plasenta misalnya mekanisme Duncan versusu mekanisme Schulze.
(Hasil : keseluruhan plasenta terpisah dalam aktu yang bersamaan, tidak terdapat pengumpulan darah  dan plasenta dengan mudah meluncur ke luar ( Mekanisme Duncan)
4.       Anjurkan ibu apabila  untuk banyak minum terutama minum yang manis (susu atau the manis).
(Hasil: Ibu minum susu lantamil  2 gelas (500 cc).


CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

NO

Hari/Tgl/ jam

DX KEP
EVALUASI
1.










2.
Selasa
30 agustus 2005
13.50







Selasa
30 agustus 2005
13.50
I










II
S :  Nyeri bagian bawah perut sedikit
O:  Ekspresi wajah masih meringis.
      Plasenta lahir lengkap, Panjang Tali placenta ± 50 cm, 2 arteri 1vena“
 Kontraksi uterus baik
 Uterus teraba keras
 Uterus teraba bundar
 Tampak adanya laserasi perineum derajat II.
  Perdarahan  ± 100 cc
A : nyeri mulai teratasi
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan tahap proses persalinan kala IV

S : -
O : tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya perdarahan hebat
Nadi 88 x/m, P 20 x/m, TD 120/80 mmHg, Suhu 37 ‘C
Ibu minum susu lantamil 2 gelas /500 cc
Perdarahan 100 cc
Kontraksi uterus (+)
A : Defisit volume cairan tidak terjadi.
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan tahap proses persalinan  kala


ANALISA DATA KALA IV

NO
DATA
SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

MASALAH
1.










2.
DS:
Nyeri pada bagian vagina saya dan masih terasa nyeri pada bagian bawah perut.
DO :
Raut wajah tampak tenang.
Tampak robekan pada perineum grade II
Uterus terasa bundar dan keras.
Nadi 88 x/m, P 20 x/m, TD 120/80 mmHg, Suhu 37 ‘C


DS :
Ibu mengeluh lelah
DO :
Pakaian ( sarung  dan baju ) tampak basah oleh cairan ketuban dan darah.


Nyeri










Defisit Perawatan diri

RENCANA KEPERAWATAN KALA IV
NO
HARI/
TGL/
Jam
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONALISASI
1.
















2.
Selasa
30 agustus 2005
Jam 13.50












Selasa
30 agustus 2005
Jam 13.50
Nyeri b/d ruptur perineum ditandai dengan :
DS: Nyeri pada bagian vagina saya dan masih terasa nyeri pada bagian bawah perut.
DO : Raut wajah tampak meringis.
Tampak robekan pada perineum
Uterus terasa bundar dan keras
Nadi 88 x/m, P: 20 x/m, TD 120/80 mmHg, Suhu 37 ‘C

Defisit Perawatan diri b/d imobilisasi post partum ditandai dengan :
DS : Rasa lelah dan terasa mau kencing.
DO : Pakaian ( sarung  dan baju ) tampak basah oleh cairan ketuban dan darah.
Nyeri  berkurang dengan kriteria :
§ Keluhan secara verbal berkurang.
§ Raut wajah tampak tenang dan ruptur kembali baik.





Self care dapat dipenuhi dengan baik dengan kriteria :
§ Klien tampak bersih.
§ Kebutuhan rawat diri yang lain dapat terpenuhi seperti :
§ Kencing /BAK, minum, makan, istirahat / tidur dll.
1.   Identifikasi derajat ketidaknyamanan dan sumbernya.
2.   Jelaskan penyebab nyeri.

3.   Ajarkan klien menggunakan teknik nafas dalam.


4.   Bersihkan daerah perineum dan sekitarnya.
5.   Lakukan penjahitan dan lakukan kompres dengan bethadine.
6.   Observasi perdarahan.



1.   Segera setelah placenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri
2.      Periksa apakah ada robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif
3.      Periksa placenta untuk memastikan bahwa placenta dan selaput ketuban sudah lahir.
4.      Masukan placenta  ke dalam kantong plastik.
5.      Bersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian membilasnya dengan air dan mengeringkannya.
6.      Rawat tali pusat bayi dilanjutkan dengan :  mengikat tali pusat ±  1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.
7.      Ikat balik tali pusat dengan simpul untuk kedua kalinya.
8.      Lepaskan klem yang ada pada tali pusat.
9.      Bungkus tali pusat yang telah terikat menggunakan kasa bersih.
10.  Bungkus kembali bayi dan memberikannya kepada ibu untuk di susui.
11.  Lakukan evaluasi kontraksi uterus.
      Untuk 10 menit pertama ,
Untuk 1 jam pertama , dan
Untuk 2 jam pertama
12.  Ajarkan pada ibu atau keluarga untuk memriksa / merasakan uterus yang berkontraksi dengan baik
13.  Evaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
14.  Periksa tanda – tanda vital
15.  Bersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, dan mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih dan kering.
16.  Pastikan  ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu ibu apabila ibu ingin minum/ makanan.
17.  Rendam seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin      0,5 %.
18.  Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah.
19.  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %
20.  Bersihkan sarung tangan  di dalam larutan klorin 0,5 % ,
21.  Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
22.  Lengkapi partograf dan status pasien.
1.   Mengklarifikasi kebutuhan untuk menentukan intervensi yang tepat.

2.   Meningkatykan pemahaman klien tentang nyeri yang fisiologis.
3.   Dapat memblok impuls nyeri dalam korteks cerbri melalui  respon kondisi dan stimulasi  kutan serta meningkatkan suplay O2 ke jaringan.
4.   Memberi rasa nyaman dan segar.

5.   Memperbaiki kerusakan jaringan pada jalan lahir dan mencegah komplikasi.
6.   Agar dapat di antisipasi dengan cepat perdarahan yang akan terjadi.


1.      Membantu dalam proses involusi uteri


2.      Perdarahan lebih dari 500 cc merupakan indikasi perdarahan post partum

3.      Sisa placenta didalam rahim dapat menimbulkan perdarahan hebat.

4.      Kemudahan bagi keluarga membawa placenta pulang
5.      Menghindari kontaminasi kuman




6.    Segera setelah pemisahan antara bayi dengan placenta dilakukan pengikatan agar tidak terjadi perdarahan dan menghindari infeksi.
7.      Memperkuat fiksasi

8.      Fiksasi dengan benang  sudah dilaksanakan , klem dilepaskan
9.      Menghindari risiko terjadinya infeksi


10.  Menghindari risiko infeksi dan bonding


11.  Mengevaluasi  adanya kontraksi uterus setelah kala III berakhir apakah Ada atonia uteri/ tidak


12.  Peningkatan pengetahuan , dalam hal kerja sama antara klien dan petugas kesehatan dalam hal pemulihan keadaan yang dialami.
13.   Dikuatirkan jumlah darah lebih dari    500 cc
14.  Memastikan kondisi ibu baik
15.   Higiene yang baik akan menghindari terjadinya akumulasi kuman didaerah yang kotor

16.  Menghindari adanya kontak silang penyakit menular


17.  Mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.

18.  Mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.

19.  Mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu.

20.  Mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu dengan disinfectan tingkat tinggi
21.  Mencegah terjadinya penularan dengan cara disinfektan.
22.  Untuk dokumentasi sebagai langkah tanggung jawab dan tanggung gugat











IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KALA IV

NO
HARI
/TGL
DX. KEP
Jam
EVALUASI DAN HASIL
1.










2.
 Selasa
30 agustus 2005







Selasa
30 agustus 2005

I










II
14.00




14.10

14.15

15.00

14.00


14.05



14.20







14.35


14.45











15.00
1.        Mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan sumbernya. “sudah mampu mengatasi nyeri/ tidak terlalu merasakan nyeri “
2.        Menjelaskan penyebab nyeri. “ klien sudah mengetahui penyebab nyeri “
3.        Mengajarkan klien menggunakan teknik nafas dalam. “ klien mau mencoba tehnik pernafasan yang benar “
4.        Membersihkan daerah perineum dan sekitarnya. “ Perineum bersih , dibersihkan dengan menggunakan bethadin “
5.        Melakukan penjahitan dan lakukan kompres dengan bethadine “ Dilakukan jahitan model jelujur luar dalam “.
6.         Mengobbservasi perdarahan. “ perdarahan ± 100 cc

1.         Segera setelah placenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri
2.         Memeriksa apakah ada robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif     ( Hasil : tidak ada perdarahan aktif ).
3.         Memeriksa placenta untuk memastikan bahwa placenta dan selaput ketuban sudah lahir.
4.         Memasukan placenta  ke dalam kantong plastik.
5.         Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian membilasnya dengan air dan mengeringkannya.
6.         Merawata tali pusat bayi dilanjutkan dengan :  mengikat tali pusat ±  1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.
7.         Mengikat balik tali pusat dengan simpul untuk kedua kalinya.
8.         Melepaskan klem yang ada pada tali pusat.
9.         Membungkus tali pusat yang telah terikat menggunakan kasa bersih.
10.     Membungkus kembali bayi dan memberikannya kepada ibu untuk di susui.
11.     Melakukan evaluasi kontraksi uterus.
§  Jam :14. 30 : kontraksi uterus baik.
12.     Mengajarkan pada ibu atau keluarga untuk memeriksa / merasakan uterus yang berkontraksi dengan baik
13.     Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi ( hasil : 100 cc )
14.     Memeriksa tanda – tanda vital :
§  TD : 120/70 mmHg, N    : 80 X /menit, S     : 37 OC,    P     : 20 X /menit
15.     Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, dan mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih dan kering.
16.     Memastikan  ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu ibu apabila ibu ingin minum/ makanan.
17.     Merendam seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %.
18.     Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah.
19.     Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %
20.     Membersihkan sarung tangan  di dalam larutan klorin 0,5 % , melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik.
21.     Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
22.     Melengkapi partograf dan status pasien.


CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

NO
HARI/TGL/JAM
No. DX
EVALUASI

1.









2.

Selasa
30 agustus 2005
Jam 15.00







Selasa
30 agustus 2005
Jam 15.00

I









II

S :  Nyeri tidak terlalu dirasakan
O:  Klien tidak tampak terlalu meringis
 Ekspresi wajah lebih tenang.
Tidak ada perdarahan aktif
Perdarahan : 100 cc
Uterus teraba keras
A : Nyeri dapat teratasi
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan tahap proses persalinan


S :   Belum bisa melakukan aktivitas sendiri
O :  Masih tampak di tempat tidur
       Aktivitas dibantu
       Meneteki ditempat tidur.
A :  Deficit sel care belum teratasi
P :   Lanjutkan sesuai kebutuhan .

LAPORAN PARTUS NORMAL
  SYAIR OBSTETRI “
Nama klien             : Ny. S
Status Obstetrikus : Partus normal dengan cara spontan
HARI
/TANGGAL/JAM
KETERANGAN

Selasa
30 agustus 2005
08.00 Wita













08.30



09.00










09.30

10.00


10.30



11.00
11.30
12.00

12.30
13.00
13.00

Jam 12.55  wita
















Jam 13.00 wita




































Jam 13.15 Wita















Jam 13.20 wita














Jam 13.45 wita





















Jam  14.45 wita
Klien masuk ruang bersalin dengan keluhan sakit perut bawah tembus kebelakang disertai pelepasan lendir  sejak hari senin, 29 agustus 2005 jam  23.15
Pengkajian dimulai jam 08. 00 wita  , dan pemeriksaan dalam dilakukan oleh dr. Bambang pada jam 08.00  dengan hasil :
« Pembukaan serviks : 7 cm
« Ketuban masih utuh
« Portio  lunak dan tipis
« Presentasi   kepala.
« Pelepasan darah dan lendir ( + )
« Kesan panggul normal.
« Penurunan kelapa pada H I.
« Adanya pelepasan lendir serta darah.

Pemeriksaan luar didapat hasil :
«  TFU : 3 jari bawah. Px
«  Situs anak memanjang
«  Punggung kanan
«  Bagian terendah kepala
«  Turunnya bagian terendah = BDP
«  DJJ =140 x / menit
«  Gerakan anak dirasakan oleh ibu
«  Kesan anak tunggal
«  TD 100/80 mmHg,
«   N 100 x/m

DJJ   11-12-12 (140 x/m)
DJJ   11-12-12 (140 x/m)

Kontraksi uterus : dalam  3 x 10 ‘ ( 35 – 40 “), tidak teratur .  TD : 100/80 mmHg/ Nadi : 100 X/ menit, pernafasan: 18 X/ Menit , T : 370C.
Pada saat itu ibu dianjurkan untuk jalan – jalan dulu, minum yang cukup,  dan apabila berbaring dianjurkan untuk miring kiri. Ibu mengikuti anjuran yang diberikan.

Dilakukan pemeriksaan ulang dengan indikasi ingin mengetahui kemajuan persalinan dan dilakukan oleh : dr. Bambang yaitu dengan hasil :
«  Pembukaan serviks : 8 cm
«  Ketuban masih utuh
«  Portio  lunak dan tipis
«  Presentasi   kepala.
«  Pelepasan darah dan lendir ( + )
«  Kesan panggul normal.
«  Penurunan kelapa pada H II – III.
«  DJJ  11-12-12 (140 x/m)

Mengobservasi his  : dalam  3 x 10 ’(30-  35) “, DJJ : 138 X / menit., nadi 100 x/m, Ibu dianjurkan untuk miring kekiri.
Mengobservasi his : dalam  3 X  10 ‘  (35-40 “), DJJ :  132.X / menit. Ibu dianjurkan untuk makan dan minum yang cukup dan melakukan pijatan – pijatan ringan pada punggung ibu.
Mengobservasi his : dalam  3 X 10 ‘ ( 35- 40 “), DJJ : 138 X / menit , nadi 100 x/m, ibu merasakan kontraksi mulai terasa kuat dan ibu dianjurkan untuk miring kekiri.

Mengobservasi his : dalam  3X 10 ‘ (35- 40 “), DJJ : 140 X /menit.
Mengobservasi His :  3 x 10 ‘ (35-40 “) , DJJ 140 x/m, nadi 100x/m
Mengobservasi His :  3 x 10 ‘ (35-40 “) , DJJ 140 x/m , pembukaan serviks 10 cm, H III – IV  pembukaan 10 cm, TD 100/80 mmHg, suhu 37  0 C
Mengobservasi His :  4 x 10 ‘ (40-45 “) , DJJ 140 x/m, nadi 100 x/m
Mengobservasi His :  4 x 10 ‘ (40-45 “) , DJJ 140 x/m
Ketuban dipecahkan (amniotomi)

Akhir Kala I

1.  Pada saat ini ibu sudah merasakan rasa ingin BAB, merasakan adanya dorongan untuk meneran, ada tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva terbuka.
2.      Menyiapkan dan memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan siap pakai.
3.      Memakai celemek plastik.
4.      Memastikan lengan/ tangan tidak memakai perhiasan.
5.      Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan dikeringkan dengan handuk, makai sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam.
6.      Mengambil spoit dengan tangan kanan yang telah pakai sarung tangan, isi dengan oxytocin 1 amp dan diletakkan dalam posisi terbalik dalam wadah DTT.
7.      Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas savlon dengan gerakan dari vulva ke perineum.

Kala II

1.      Melakukan pemeriksaan dalam , hasilnya pembukaan lengkap ( 10 cm ), putaran paksi dalam selesai, ketuban  (-), penurunan kepala H III – IV.
2.      Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan klorin 0,5 % , membuka  sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya kedalam larutan klorin 0, 5 %.
3.      Memeriksa denyut jantung janin, hasil 140 X / menit.
4.      Memberitahukan ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his dan bila ia sudah merasa ingin meneran lagi.
5.      Yang mendampingi suami ibu.
6.      Memimpin ibu meneran saat his dan terus memberikan dukungan atas usaha ibu dan beristirahat bila tidak ada his.
7.      Saat kepala tampak di vulva ± 5 – 6 cm, pasang sarung pada perut ibu.
8.      Meletakan duk steril di bokong ibu.
9.      Membuka tutup partus set.
10.  Memakai sarung tangan pada kedua tangan.
11.  Saat sub oxiput tampak di bawah sympisis, tangan kanan  melindungi perineum  dengan dialas lipatan kain dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
12.  Setelah kepala lahir mengusap kasa bersih pada hidung dan mulut janin dari lendir, darah dan air ketuban.
13.  Memeriksa adanya lilitan tali pusat  pada leher janin, hasil : tidak ada.
14.  Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
15.  Setelah kepala bayi menghadap ke paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan pada sisi kepala bayi, tarik secara hati – hati kearah bawah sampai bahu posterior / belakang lahir.
16.  Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah kepala ) dan keempat jari pada bahu dan dada/ punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
17.  Setelah  badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah ( selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin ).
í  Jam 13.15 wita lahir seorang bayi laki -laki seluruhnya secara spontan LBK, BB : 2500 gram dan PB : 45 cm, A/S = 9/10.
18.  Meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi  kepala lebih rendah dari pada badan bayi.
19.  Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.
20.  Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 – 5 cm dari umbilicus, melakukan urutan pada tali pusat kearah ibu dan memasang klem kedua sekitar  2 cm dari klem pertama.
21.  Memegang tali pusat di antara dua klem menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan jari – jari tangan kiri, memotong tali pusat di antara kedua klem.
22.  Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.
23.  Memberikan bayi pada ibu untuk di susui

Kala III

8.      Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal / ganda.
9.      Memberitahu ibu untuk disuntik.
10.  Menyuntikan oxytocin 10 unit IM.
11.  Memindahkan klem pada talipusat hingga berjarak 5 – 10 cm dan vulva.
12.  Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat , sementara  tangan yang lain mendorong uterus kearah dorso cranial.
13.  Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya kemajuan placenta
14.  Minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian keatas,hingga placenta tampak pada vulva.
15.  Saat placenta tampak pada vulva, memegang placenta dengan kedua tangan dan melakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran placenta den mencegah trobeknya selaput ketuban.

Kala IV.
16.  Segera setelah placenta lahir, melakukan massage pada fundus uteri
17.  Memeriksa apakah ada robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan aktif ( Hasil : tidak ada perdarahan aktif, terdapat pada robekan perinium derajat II dan dilakukan hacting  ).
18.  Memeriksa placenta untuk memastikan bahwa placenta dan selaput ketuban sudah lahir.
19.  Memasukan placenta  ke dalam kantong plastik.
20.  Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian membilasnya dengan air dan mengeringkannya.
21.  Setelah itu perawatan tali pusat bayi dilanjutkan dengan :  mengikat tali pusat ±  1 cm dari umbilicus dengan simpul mati.
22.  Mengikat balik tali pusat dengan simpul untuk kedua kalinya.
23.  Melepaskan klem yang ada pada tali pusat.
24.  Membungkus tali pusat yang telah terikat menggunakan kasa bersih.
25.  Membungkus kembali bayi dan memberikannya kepada ibu untuk di susui.
26.  Melakukan evaluasi kontraksi uterus..
Jam : 13.55        : kontraksi uterus baik.
27.  Mengajarkan pada ibu atau keluarga untuk memeriksa / merasakan uterus yang berkontraksi dengan baik .
28.  Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi ( hasil : 100 cc )
29.  Memeriksa tanda – tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N    :80X/menit
S     :37 0 C
P     : 20 X/ menit
30.  Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, dan mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih dan kering.
31.  Memastikan  ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu ibu apabila ibu ingin minum/ makann.
32.  Merendam seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5 %.
33.  Membuang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah.
34.  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %
35.  Membersihkan sarung tangan  di dalam larutan klorin 0,5 % , melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik.
36.  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
37.  Melengkapi partograf dan status pasien.

Tidak ada komentar: