BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat
2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui
tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia ditandai oleh penduduknya yang
hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang optimal di seluruh Republik Indonesia (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1998)
Kesehatan adalah milik yang sangat berharga bagi
seseorang tanpa berarti segala aktivitas akan berhenti dengan menyadari bagi
hal itu setiap orang
akan dituntut untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi tubuhnya yang kuat
sehingga tidak akan mudah diserang berbagai penyakit, diantaranya apendisitis.
Penyakit apendisitis merupakan salah satu masalah
kesehatan dimana angka prevalensi yang tinggi dan akibat yang ditimbulkannya
juga merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas.
Berdasarka hal tersebut di atas maka penulis tertarik
untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul 
Asuhan Keperawatan pada Tn “P” dengan apendisitis di rumah sakit Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa.
B.    
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1.     
Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada
klien TN “P” dengan apendisitis di ruang perawatan interna RSUD Syekh Yusuf
Gowa.
2.     
Tujuan Khusus
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan
a.      
Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian
keperawatan pada Tn “P”  yang menderita pre op apendisitis.
b.     
Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat perencanaan
asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre
op apendisitis.
c.      
Memperoleh pengalaman nyata dalam membuat pelaksanaan
asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre
op apendisitis.
d.     
Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi
asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre
op apendisitis.
e.      
Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan
asuhan keperawatan pada Tn “P” dengan pre
op apendisitis.
C.   
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat penulisan :
1.     
Penulis
a.      
Merupakan bahan masukan bagi penulis untuk memahami
lebih mendalam mengenai cara perawatan klien dengan pre op apendisitis.
b.     
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan.
2.      Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan
kualitas ilmu keperawatan serta menjadi bahan atau data bagi mereka yang ingin
mengadakan penelitian lebih lanjut.
3.     
Rumah Sakit
a.      
Sebagai masukan bagi tenaga perawat dalam meningkatkan
pelayanan keperawatan atau kesehatan pada klien dengan apenditisis. 
b.     
Sebagai bahan informasi bagi rumah sakit dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien apendisitis. Sehingga mutu pelayanan
keperawatan pada masa yang akan datang ditingkatkan.
D.   
Metode
Penulisan
Untuk memperoleh data bahan penulisan yang dibutuhkan
dalam penyusunan karya tulis ini, maka penulis menggunakan beberapa metode
sebagai berikut :
1.     
Studi kasus, yaitu dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang meliputi
pengkajian data, analisa data, penetapan diagnosa keperawatan, penyusunan
perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi asuhan keperawatan.
2.     
Studi kepustakaan yaitu dilakukan dengan cara membaca
literatur-literatur yang berkaitan dengan karya tulis ini.
3.     
Diskusi dengan perawat yang ada di ruangan, tenaga
kesehatan, yang terlibat, dosen dan pembimbing dari institusi pendidikan.
E.     Ruang Lingkup Penulisan
Adapun ruang lingkup pembahasan dari karya tulis ini
adalah mencakup pelaksanaan asuhan keperawatan yang diterapkan pada klien Tn
“P” dengan pre op apendisitis.
F.    
Sistematika
Penulisan
Untuk memberi gambaran karya tulis maka ini, secara  sistematika diuraikan sebagai berikut :
Bab I     Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, metode, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
Bab II   Tinjauan
Teoritis
Bab ini membahas tentang konsep dasar medik dan konsep
dasar keperawatan. Konsep dasar medik terdiri dari : pengertian, anatomi,
fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik,
penatalaksanaan dan komplikasi. Konsep dasar keperawatan terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan dan evaluasi.
Bab III  Tinjauan
Kasus
Pada bab ini membahas tentang asuhan keperawatan pada Tn
“P” dengan apendisitis di ruang interna RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa yang
terdiri dari pengkajian,  klasifikasi
data, analisa data, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, mengevaluasi
tindakan keperawatan yang diberikan.
Bab IV  Pembahasan
Bab ini menguraikan tentang adanya kesenjangan antara
landasan teori dengan praktek pada klien Tn “P” dengan apendisitis.
Bab V   Penutup
Kesimpulan dan saran.
BAB II
KONSEP TEORITIS
A.    Tinjauan Medis
1.      Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya
kira-kira 10 cm (4 inci), melekat pada sekomi tepat dibawah katup iloesekal.
Apendisitis berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur ke dalam  sekum. Karena pengosonannya tidak efektif dan
lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan
terhadap infeksi (apendisitis), (Brunner dan Suddarth, 2002).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan
seperti kantong yang tak berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum.
Penyebab yang paling umum dari apendisitis adalah obstruksi luman oleh fases
yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis mukosa menyebabkan
inflamasi (Wilson
dan Goldman 1989).
2.      Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan
bawah dan rongga abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen
darurat, kira-kira 7% dari populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang
bersamaan dalam hidup mereka, pria lebih sering dipengaruhi daripada wanita dan
remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun ini dapat terjadi pada usia
berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30 tahun.
3.      Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat
terlipat atau tersumbat, kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda
asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri
abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam,
terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang
terinflamasi berisi pus.
4.      Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh
demam ruangan, mual, muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada
titik McBurneg (gambar 37.2) bila dilakukan tekanan nyeri tekan lepas (hasil
atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai.
Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare
tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks
melingkar di belakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah
lumber, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini dapat diketahui hanya
pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada
dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan pada bagian bawah
otot rektus kanan dapat terjadi.
 Tanda  Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi
kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di
kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah rupture, nyeri menjadi lebih
menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan kondisi pasien
memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat
bervariasi. Tanda-tanda tersebut dapat sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi
usus atau proses penyakit lainnya. pasien mungkin tidak mengalami gejala sampai
ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi pada apendiks lebih tinggi
pada lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan perawatan
kesehatan tidak secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
5.      Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap
dan tes laboratorium dan sinar-X hitung darah lengkap dilakukan dan akan
menunjukkan peningkatan jumlah darah putih. Jumlah leukosit mungkin lebih besar
dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat menunjukkan
densitas kuadran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
6.      Penatalaksanaan
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah
ditegakkan. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan
analgesic dapat diberikan setelah didiagnosa ditegakkan.
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan
sesegera mungkin untuk menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan
dibawah anastesi emon atau spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan
lapareskopi, yang merupakan metode terbaru yang sangat efektif. 
7.      Komplikasi 
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang
dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah 10%
sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara
umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu
37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri
tekan abdomen yang kontinyu.
B.    
Tinjauan
Keperawatan 
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau
tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan
dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya
seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap, yaitu : pangkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1.      Pengkajian
a.      
Aktivitas istirahat
1).      
Gejala    :     kelemahan, kelelahan
2).      
Tanda    :     tachikardi, tachipnea
b.     
Eliminasi
1).      
Gejala    :   Konstiipasi pada awitan awal
2).      
Tanda    :   nyeri abdomen
c.      
Makanan/Cairan
1).      
Gejala    :   mual/muntah, anoreksia
2).      
Tanda    :   mempertahankan keseimbangan cairan.
d.     
Nyeri/kenyamanan
1).      
Gejala    :   nyeri abdomen sekitar epigastrium dan
umbilikus.
2).      
Tanda    :   Perilaku berhati-hati, berbaring ke samping
atau terlentang dengan lutut ditekuk.
2.      Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang
dapat kita angkat, yaitu :
a.      
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peradangan pada apendisitis.
b.     
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan
pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
c.      
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status
kesehatan.
d.     
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan  muntah praoperasi. 
3.      Perencanaan
a.      
Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis
Tujuan            :
  Distensi jaringan usus oleh inflamasi
Kriteria hasil   :
  Melaporkan  nyeri hilang/terkontrol
Intervensi :
1.    
Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, integritas nyeri
dengan (skala 0-10)
Rasional    :   Berguna
dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan, perubahan pada
karakteristik nyeri.
2.    
Kaji tanda-tanda vital
Rasional    :   Perubahan
tanda-tanda vital merupakan indikator terjadinya nyeri.
3.    
Ajarkan teknik relaksasi misalnya napas dalam.
Rasional    :   teknik
relaksasi (napas dalam) dapat meningkatkan suplai O2 ke jaringan
sehingga nyeri berkurang.
4.    
Lakukan massa
pada daerah nyeri
Rasional    :   dapat mengurangi nyeri
5.    
Penatalaksanaan pemberian obat analgetik
Rasional    :   Obat
analgetik dapat mengurangi nyeri.
b.      
Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
Tujuan            :    Kurang
terpajan atau mengingat, salah informasi, tidak mengenal sumber informasi.
Kriteria hasil   :    Komplokasi,
berpartisipasi dalam program pengobatan
Intervensi :
1.     
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
Rasional    :    Sebagai
dasar untuk intervensi dan lanjutannya.
2.     
Dikusikan tentang pengobatan yang diberikan dan efek
samping obat 
Rasional    :    Pemahaman
tentang penyakit dapat meningkatkan kerja sama dengan program terapi.
3.     
Berikan informasi untuk membatasi efektifitas guna
mencegah kelelahan.
Rasional    :    Berikan
penjelasan tentang penyakit dan proses pengobatannya.
c.      
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan             :
   Kecemasan berkurang
Intervensi        :    
1.    
Beri penjelasan kepada klien tentang penyakitnya.
Rasional    :    Meningkat
pengetahuan klien tentang penyakitnya.
2.    
Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keluhannya
Rasional    :    Mendengarkan
keluhan agar klien merasa lega dan merasa diperhatikan, beban yang dirasakan
dapat berkurang. 
3.    
Libatkan keluarga klien dalam rencana keperawatan
terhadap penyakitnya.
Rasional    :    Keterlibatan
keluarga dalam perawatan dapat mengurangi kecemasan
4.    
Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional    :    agar
klien tidak merasa bosan dalam menghadapi perawatan.
d.     
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
praoperasi 
Tujuan       :    inflamasi
peritoneum  
Kriteria   hasil : 
mempertahankan keseimbangan cairan 
Intervensi  :    
1.     
Awasi  TD   dan nadi 
Rasional    :    tanda  yang membantu mengidentifikasi fluktuasi  volume intravaskuler 
2.     
Awasi  masukan
dan haluara :   catat  warna urine
/konsentrasi, berat  jenis 
Rasional    :    penurunan
haluara  urine 
pekat  dengan peningkatan berat
jenis  diduga dehiderasi /kebutuhan
peningkatan cairan 
3.     
Auskultasi 
bising usus  catat kelancaran
flatus , gerakan
usus 
Rasional    :    indikator  kembalinya 
peristaltik, kesiapan untuk 
pemasukan per oral  
4.     
Berikan  perwatan
mulut sering  dengan perhatian
khusus  pada perlindungan bibir 
Rasional    :    dehidrasi  mengakibatkan bibir dan mulut kering dan
pecah-pecah 
4.   Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif dituntut
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berhubungan/komunikasi dengan anak dan
keluarga.
Ada
2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan, yaitu
a.      
Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju
kepada tujuan atau telah mencapai tujuan tersebut.
b.     
Adanya bukti bahwa tindakan-tindakan perawatan yang
diterima oleh klien.
Proses
pelaksanaan perawat mencakup 3 hal :
a.      
Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi
yang mencakup dalam rencana keperawatan merupakan dasar atau pedomen dalam
intervensi perawatan.
b.     
Mengidentifikasi reaksi/tanggapan klien dalam
mengidentifikasi reaksi klien dituntut upaya yang tidak tergesa-gesa dan cermat
serta teliti, agar menemukan reaksi-reaksi klien sebagai akibat tindakan
perawatan yang diberikan.
c.      
Mengevaluasi tanggapan/reaksi klien dengan cara
membandingkan terhadapsyarat-syarat dengan hasil yang diharapkan. 
5.        
Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan
yang telah dilakukan sebagai berikut :
a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
b.  Apakah masalah yang ada telah
teratasi
c.  Apakah perlu pengkajian kembali
d.  Apakah timbul masalah baru.
C.  Penyimpangan KDM
| 
   
Kurang
  informasi tentang penyakitnya dan prosedur tindakan 
¯ 
kurang pengetahuan 
 | 
  
   
Faeces
  yang terperangkap dalam lumen app menyerap air meningkat 
¯ 
Obstruksi lumen
  apendiks 
¯ 
Hyperplasia
  jaringan limfoid sub mukosa 
¯ 
Lumen menyempit 
¯ 
Invasi kuman E.
  coli 
¯ 
Udema, diapedesis
  bakteri dan ulserasi mukosa 
¯ 
¯ 
Pengeluaran
  mediator kimia oleh sel radang 
¯ 
Merangsang nociceptor 
¯ 
Medula spinalis 
¯ 
Corteks Serebri 
¯ 
Nyeri 
 | 
  
   
Perubahan
  status kesehatan  
¯ 
Ada rencana operasi 
¯ 
Kurang informasi 
¯ 
Kecemasan  
 | 
 
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn
“P” dengan pre op apendisitis. Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di
ruang interna selama 2 hari dengan data yaitu : pengkajian, intervensi,
implementasi dan evaluasi.
A.    Pengkajian Data
I.           
Biodata
a.      Identitas Pasien
1.     
Nama
                 :    TN “P”
2.     
Umur                   :
   50 tahun
3.     
Agama                :
   Islam
4.     
Suku/Bangsa       :
   Makassar/Indonesia
5.     
Pendidikan          :
   Sarjana
6.     
Pekerjaan            :
   Pensiunan
7.     
Status                  :
   Kawin
8.     
Alamat                :
   Jl. Malino BT Kaluku
9.     
Pendapatan         :
   Tidak tentu
10.  Jenis
Kelamin      :    Laki-laki
b.      Nama Penanggung
1.     
Nama
                              :    Ny “M”
2.     
Umur                                :
   33 tahun
3.     
Jenis Kelamin                   :
   Perempuan
4.     
Pekerjaan                         :
   IRT
5.     
Hubungan dengan klien   :
   Istri
II.        
Riwayat
Kesehatan
A.   
Riwayat kesehatan sekarang
1.        
Keluhan utama                 :
   Sakit perut kanan bawah
2.     
Riwayat keluhan utama     :
   Klien merasakan sakit perut 2 hari yang
lalu.
a.      
Penyebab/Pencetus        :
   Klien mengatakan tidak tahu penyebab
sakit perut
b.     
Sifat Keluhan                 :    hilang timbul
c.      
Lokasi penyebaran         :    pada abdomen
3.     
Hal-hal yang memperberat keluhan  : pada saat beraktivitas
4.     
Hal-hal yang memperingan keluhan : istirahat, minum
obat.
5.     
Keluhan lain yang menyertai  :     Klien kurang nafsu
makan.
6.     
Pertolongan obat yang pernah diberikan : tidak
diketahui
B.     
Riwayat kesehatan masa lalu
Klien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sejak 3 bulan yang lalu.
C.     
Riwayat Kesehatan Keluarga
Genogram 
 
                                    : Perempuan
Komentar
:
a.      
Tidak ada riwayat penyakit keturunan
b.     
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama
dengan klien.
III.   Pemeriksaan Fisik
A.   
Keadaan umum klien : Nampak lemah
B.    
Kesadaran composmentis
(GCS : 15)
C.    
Tanda-tanda vital :
1.        
Tekanan Darah     :
  120/80 mmHg
2.        
Nadi                     :
  16 x/m
3.        
Pernapasan           :
  24 x/m
4.        
Suhu                     :
  36oC
D.   
Tinggi badan : 160 cm
E.    
Berat badan : 50 kg
F.     
Pemeriksaan Fisik
1.     
Kepala
a.  Insfeksi
-         
Bentuk kepala : simetris kiri dan kanan
-         
Keadaan rambut 
dan hygiene kepala
·        
Warna rambut : putih beruban
·        
Penyebaran rambut merata : tidak ada alopesia
(kebotakan)
b.  Palpasi
-         
Tidak mudah rontok
-         
Tidak teraba benjolan
2.     
Muka
a.  Inspeksi
-         
Struktur muka simetris kiri dan kanan
-         
Ekspresi wajah meringis
-         
Wajah tampak
pucat
b.  Palpasi 
-         
Tidak ada nyeri tekan
-         
Tidak ada benjolan pada muka
3.     
Mata
a.  Inspeksi
-          
Tidak terdapat udema pada palpebra
-          
Tidak terjadi icterus pada sklera
-          
Posisi mata simetris ki/ka
-          
Konjungtiva tidak ada tampak anemis
-          
Fungsi penglihatan baik
b.  Palpasi
-        
Tidak ada nyeri tekan.
-        
Memakai alat bantu.
4.     
Hidung dan sinus
a.  Inspeksi
-    
Tidak terdapat cairan/secret hidung
-    
Fungsi penciuman baik
-    
Struktur hidung simetris ki/ka
b.  Palpasi 
-         
Tidak ada nyeri tekan pada sinus
5.     
Telinga
a.  Inspeksi
-         
Struktur telinga simetris ki/ka
-         
Lubang telinga tidak berisi serumen
-         
Pendengaran baik
-         
Tidak memakai alat bantu pendengaran
b.  Palpasi 
-  Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan
6.    
Mulut
a.  Inspeksi
-     
Keadaan gigi lengkap
-     
Tidak memakai gigi palsu
-     
Tidak terdapat peradangan pada gusi
-     
Bibir kering
-     
Kemampuan bicara baik
-     
Keadaan lidah bersih
7.    
Tenggorokan
a.  Inspeksi
-       
Tidak nyeri pada saat menelan
-       
Tidak ada keculitan saat menelan
8.    
Leher
a.  Inspeksi
-        
Tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar
limfa
-        
Tidak ada distensi venajubularis
-        
Tidak terdapat pelebaran venajubularis
b.  Palpasi 
-        
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
kelenjar limfe
-        
Tidak ada pelebaran venajubularis
9.      
Thorax dan pernapasan
a.  Inspeksi
-       
Bentuk dada simetris ki/ka
-       
Irama pernapasan mengikuti gerakan dada
-       
Frekuensi pernapasan 16 x/m
-       
Tipe pernapasan : normal
b.  Palpasi 
-  Tidak ada nyeri tekan
c.  Auskultasi
-  Suara napas vesikuler
-  Bunyi tambahan tidak ada
d.  Perkusi 
-  Sonor
10.  Jantung
a.  Inspeksi
-  Tidak nampak ictus cerdis
b.  Palpasi
-      
Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae
pada intra kostalis.
c.  Perkusi
-  Tidak teraba pembesaran jantung
d.  Auskultasi
-  Bunyi jantung I dan II murni
-  Bunyi jantung pekak
-  Bunyi tambahan tidak ada.
11.  Abdomen
a.  Inspeksi
-      
Tidak ada pembesaran pada abdomen
-      
Tidak ada bekas luka pada abdomen
b.  Palpasi
-  Teraba benjolan pada abdomen kanan bawah
-  Ada nyeri tekan abdomen kanan bawah
c.  Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d.  Perkusi
  - 
Tympani.
12.  Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada
masalah.
13.  Ekstremitas
Ekstremitas atas
-         
Motorik : pergerakan terbatas
-         
Kekuatan otot : 4
-         
Sensori : peka terhadap ransangan suhu
-         
Refleks : normal
Ekstremitas bawah
-         
Motorik   :  pergerakan terbatas
-         
Refleks   :  patella
IV.      Pola Kegiatan Sehari-hari
a.      
Nutrisi
| 
   
Kebiasaan 
 | 
  
   
Sebelum Sakit 
 | 
  
   
Selama sakit 
 | 
 
| 
   
-  Pola makan 
 | 
  
   
-  2-3 kali/hari 
 | 
  
   
Klien malas makan 
 | 
 
| 
   
-  Nafsu makan 
 | 
  
   
-  Porsi makan
  tidak dihabiskan 
 | 
  
   
-  ½ porsi makan
  dihabiskan  
 | 
 
| 
   
-  Pola minum 
 | 
  
   
-  + 8
  gelas/hari 
 | 
  
   
-  kurang dari 8
  gelas dalam 1 hari 
 | 
 
b.      
Eliminasi BAB
| 
   
Kebiasaan 
 | 
  
   
Sebelum Sakit 
 | 
  
   
Selama sakit 
 | 
 
| 
   
-  Frekuensi BAB 
 | 
  
   
+ 2
  kali/haro 
 | 
  
   
-  Tidak pernah BAB 
 | 
 
| 
   
-  Konsistensi 
 | 
  
   
Kuning kecoklatan 
 | 
  
   
- 
 | 
 
| 
   
-  Frekuensi BAK 
 | 
  
   
+ 3-4 kali/haro 
 | 
  
   
1-2 kali/hari 
 | 
 
c.      
Istirahat dan Tidur
| 
   
Kebiasaan 
 | 
  
   
Sebelum Sakit 
 | 
  
   
Selama sakit 
 | 
 
| 
   
-  Tidur malam 
 | 
  
   
2000 –
  05 
 | 
  
   
Tidak teratur 
 | 
 
| 
   
-  Tidur siang 
 | 
  
   
Tidak tentu 
 | 
  
   
Tidak teratur 
 | 
 
d.     
Personal Hygiene
| 
   
Kebiasaan 
 | 
  
   
Sebelum Sakit 
 | 
  
   
Selama sakit 
 | 
 
| 
   
-  Mandi 
 | 
  
   
2 kali/hari, pagi
  dan sore 
 | 
  
   
Tidak pernah 
 | 
 
| 
   
-  Sikat gigi 
 | 
  
   
2 kali/hari, pagi
  dan sore 
 | 
  
   
Tidak pernah 
 | 
 
| 
   
- kebersihan
  rambut 
 | 
  
   
2-3 kali/minggu 
 | 
  
   
Belum pernah 
 | 
 
V.     Kesehatan Sosial
-         
Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan
lain dan pasien yang lainnya.
-         
Orang
yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
VI.  Data Spritual
-         
Klien beragama Islam dan taat beribadah
-         
Klien percaya akan karunia yang diberikan
VII.     Data Psikologis
-         
Klien measa sedih terhadap penyakit yang dideritanya
-         
Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa
sembuh total seperti semula.
-         
Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama
dengan baik.
VIII.  Pemeriksaan Laboratorium
HB     :    9,0 gram/m
HL     :    17,800
LED   :    50
IX.  Pengobatan / Perawatan
-         
Pengobatan
a.      
Amoxan
b.      
Dulcolax
Data Fokus
| 
   
DS 
 | 
  
   
DO 
 | 
 
| 
   
-    Klien
  mengeluh nyeri abdomen kanan bawah 
 | 
  
   
-    
  Klien nampak meringis 
 | 
 
| 
   
-    Klien
  menanyakan tentang proses penyakitnya. 
 | 
  
   
-    
  Klien nampak sering bertanya. 
-    
  Klien nampak khawatir 
 | 
 
| 
   
- Klien mengatakan cemas
  bila mengingat penyakitnya. 
-    Klien merasa khawatir tentang kondisi yang dialaminya sekarang. 
 | 
  
   
-    
  Klien nampak gelisah. 
-    
  Ekspresi wajah tegang 
-    
  Klien dan keluarga selalu bertanya tentang kondisnya 
 | 
 
| 
   
- Klien  mengeluh mual   
 | 
  
   
-    
  Klien  mengeluh
  muntah-muntah  
-    
  Turgor bibir 
  nampak kering  
-    
  Tanda 
  tanda  vital  
TD   : 120/80  mmHg  
N     : 16 kali per menit  
P      : 24 kali per menit  
S      : 36oC 
 | 
 
B.    
Analisa Data        
| 
   
NO 
 | 
  
   
DATA 
 | 
  
   
ETIOLOGI 
 | 
  
   
MASALAH 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
DS : 
Klien mengeluh nyeri abdomen
  bagian kanan bawah 
DO 
Klien nampak meringis 
Vital Signs 
TD  : 120/80 mmHg 
N     : 16 x/m 
P     : 24 x/m 
S     : 36oC 
 | 
  
   
Faeces
  yang terperangkap dalam lumen app menyerap air meningat 
¯ 
obstruksi
  limen apendiks 
¯ 
hyperplasia
  jaringan limfoid sub mukosa 
¯ 
lumen
  menyempit 
¯ 
imvasi
  kuman E.coli 
¯ 
udema,
  diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa 
 | 
  
   
Gangguan rasa
  nyaman nyeri 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
¯ 
apendisitis 
¯ 
pengeluaran
  mediator kimia oleh sel radang 
¯ 
merangsang
  nociceptor 
¯ 
medulla
  spinalis 
¯ 
Corteks
  serebri 
¯ 
Nyeri
   
 | 
  
   | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
DS : Klien mena-nyakan tentang penyakitnya. 
DO : 
-  
  Klien nampak sering bertanya 
-  
  Klien nampak khawatir 
Vital
  Signs  
TD  : 120/80 mmHg 
N     : 16 x/m 
P     : 24 x/m 
S     : 36oC 
 | 
  
   
Apendisitis 
¯ 
Kurang
  informasi tentang penyakit dan prosedur tindakan 
¯ 
Kurang
  pengetahuan 
 | 
  
   
Kurang pengetahuan tentang
  penyakit dan pengobatannya 
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
DS : 
-  Klien
  menyatakan cemas bila mengingat penyakitnya 
-  Klien merasa
  khawatir tentang kondisi yang dialaminya sekarang 
DO : 
-  
  Klien nampak gelisah 
-  
  Ekspresi wajah tegang 
-  
  Klien dan keluarga selalu bertanya tentang
  kondisinya. 
 | 
  
   
Perubahan
  status kesehatan 
¯ 
Ada rencana operasi 
¯ 
Kurang informasi 
¯ 
Kecemasan 
 | 
  
   
Kecemasan  
 | 
 
| 
   | 
  
   
Vital
  Signs  
TD  : 120/80 mmHg 
N     : 16 x/m 
P     : 24 x/m 
S     : 36oC 
 | 
  
   | 
  
   | 
 
| 
   
4. 
 | 
  
   
DS :  
-  
  Klien mengeluh mual  
 | 
  
   
Peningkatan
  metabolisme  tubuh  
 | 
  
   
Kekurangan
  volume cairan  
 | 
 
| 
   | 
  
   
DO : 
-  
  Klien  mengeluh
  muntah-muntah  
-  
  Turgor bibir nampak kering  
 | 
  
   
¯ 
Perporasi
  jaringan   
¯ 
rangsangan  medulla spinalis  
¯ 
 | 
  
   | 
 
| 
   | 
  
   
Tanda –tanda
  vital  
TD   : 120/80  
  mmHg 
N     : 16 x 
  /m  
P      : 24 x /m 
S      : 36 oC      
 | 
  
   
Mual/muntah   
¯ 
kekurangan  volume cairan  
 | 
  
   | 
 
C.    Prioritas Masalah
| 
   
NO 
 | 
  
   
DIAGNOSA KEPERAWATAN 
 | 
  
   
TANGGAL DI TEMUKAN 
 | 
  
   
TANGGAL TERATASI 
 | 
 
| 
   
1. 
 | 
  
   
Gangguan rasa
  nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis  
 | 
  
   
06 April
   2005 
 | 
  
   
Masalah belum
  teratasi 
 | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya dan pengobatannya
  berhubungan dengan kurang informasi.: 
 | 
  
   
06 April
   2005 
 | 
  
   
Masalah belum
  teratasi 
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   
Kecemasan berhubungan
  dengan perubahan status kesehatan  
 | 
  
   
06 April
   2005 
 | 
  
   
Masalah belum
  teratasi 
 | 
 
| 
   
4 
 | 
  
   
Kekurangan  volume cairan  berhubungan dengan  muntah praoperasi  
 | 
  
   
06
   April  2005 
 | 
  
   
Masalah  belum teratasi  
 | 
 
D.  Rencana Tindakan Keperawatan
| 
   
Nama
                 : Tn “P” 
Umur
                 : 50 tahun 
Jenis
  Kelamin   : Laki-Laki 
 | 
  
   
Tgl
  Masuk           : 05 April 2005 
Tgl.
  Pengkajian   : 06 April 2005 
Dx
  Medik           : Apendisitis 
 | 
 
| 
   
No 
 | 
  
   
Hari 
Tanggal 
 | 
  
   
Diagnosa
  Keperawatan 
 | 
  
   
Rencana
  Keperawatan 
 | 
 ||
| 
   
Tujuan 
 | 
  
   
Intervensi 
 | 
  
   
Rasional 
 | 
 |||
| 
   
1. 
 | 
  
   
Rabu 
06 April 05 
 | 
  
   
Gangguan rasa
  nyaman nyeri  b/d peradangan pada
  apendisitis ditandai dengan : 
DS    :   
-     
  Klien mengeluh nyeri abdomen bagian kanan bawah 
DO   :   
-    Klien nampak meringis 
-    Nyeri tekan (+) pada abdomen kanan bawah 
Tanda –tanda
  vital  
TD  : 120/80 mmHg 
N     : 16 x/m 
P     : 24 x/m 
S       : 36oC 
 | 
  
   
Nyeri akan
  berkurang/hilang kriteria : 
-     
  Klien tidak mengeluh nyeri lagi pada saat
  beraktivitas 
-     
  Klien dapat bergerak dengan leluasa 
-     
  Tanda-tanda vital dalam batas normal. 
 | 
  
   
1.   
  Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, dan integritas
  nyeri dengan skala (0-10) 
2.   
  Kaji tanda-tanda vital 
3.   
  Ajarkan teknik relaksasi misalnya napas dalam 
4.   
  Lakukan masase pada daerah nyeri 
5.  Penatalaksanaan
  pembe-rian obat analgetik. 
 | 
  
   
1.   
  Tingkatkan nyeri yang didapatkan sebagai pendomen
  intervensi selanjutnya. 
2.   
  Perubahan tanda-tanda vital merupakan indi-kator
  terjadinya nyeri. 
3.   
  Teknik relaksasi (napas dalam) dapat mening-katkan
  sup-lain O2 ke jaringan sehingga nyeri berkurang. 
4.   
  Dapat mengurangi nye-ri  
5.   
  Obat analgetik dapat mengurangi nyeri. 
 | 
 
| 
   
2. 
 | 
  
   
Rabu 
06 April 05 
 | 
  
   
Kurang
  pengetahuan proses penyakitnya dan pengoba-tannya b/d kurang informasi. 
DS    :   
-  
  Klien menanyakan tentang proses penya-kitnya. 
DO   :   
-  
  Klien nampak bertanya 
-  
  Klien nampak khawatir 
 | 
  
   
Pengetahuan
  klien tentang proses penyakit dan pengo-batannya meningkat dengan kriteria :  
-  
  Klien menyatakan telah memahami tentang penyakit dan
  pengobatannya. 
-  
  Klien kooperatif dalam program pengobatan. 
 | 
  
   
1. Kaji
  tingkat pengetahuan klien tentang penyakit-nya. 
2. Diskusikan
  tentang pe-ngobatan yang diberikan dan efek samping obat. 
3. Berikan
  informasi untuk membatasi aktivitas gu-na mencegah kelelahan. 
4. Jelaskan
  prosedur tin-dakan pembendahan 
 | 
  
   
1.  Sebagai dasar untuk intervensi selanjutnya. 
2.  pemahaman tentang penyakit dapat mening-katkan kerjasama de-ngan
  program terapi. 
3.  Berikan penjelasan tgg penyakit dan pengoba-tannya. 
4.  Menambah pengetahu-an kien tentang tinda-kan yang akan
  dibe-rikan. 
 | 
 
| 
   
3. 
 | 
  
   | 
  
   
Kecemasan berhubungan
  dengan perubahan
  status kesehatan ditandai dengan :  
DS    :   
-  
  Klien menyatakan cemas bila mengingat penyakitnya. 
-  
  Kien merasa kha-watir tentang kondisi yang dialaminya
  se-karang. 
DO   :   
-  
  Ekspresi wajah tegang 
-  
  Klien dan keluarga selalu bertanya tentang kondisnya. 
 | 
  
   
Rasa cemas
  teratasi dengan kriteria : 
-  
  Klien mengerti tentang penyakit atau kondisi yang
  dialaminya. 
-  
  Klien kooperatif dalam perawatan dan pengobatan. 
-  
  Ekspresi wajah tegang 
 | 
  
   
1. Kaji
  tingkat kecemasan klien. 
2. - Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan keluhannya. 
3. Beri
  informasi tentang perawatan yang diper-lukan selama dirawat 
4.  Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang 
 | 
  
   
1.  Dengan mengetahui tentang lingkup ke-cemasan klien akan
  memudahkan pe-nentuan intervensi se-lanjutnya. 
2.  Dengan mendengarkan keluhan, klien akan merasa diperhatikan dan
  dapat mengurangi kecemasannya. 
3.  Pemberian informasi yang adekuat dapat menurunkan kecemasan klien
  dan dapat melakukan pera-watan dengan baik. 
4.  Agar klien tidak me-rasa bosan dalam menghadapi perawatan. 
 | 
 
| 
   
4. 
 | 
  
   | 
  
   
Kekurangan  volume cairan berhubungan dengan  muntah praoperasi  ditandai dengan :  
DS :  
-  
  Klien mengeluh mual  
DO :  
-  
  Klien mengeluh muntah-muntah  
-  
  Turgor bibir nampak kering   
Tanda-tanda
  vital 
TD
     : 120/80 mmHg  
N      : 16 x /m 
P
        : 24 x /m 
S
        : 36 oC 
 | 
  
   
Kekurangan  volume cairan teratasi dengan kriteria :  
-  
  Klien tidak mengeluh mual  
-  
  Klien tidak 
  mengeluh muntah-muntah  
Tanda-tanda
  vital  
TD
     : 120/80 mmHg  
N      : 16 x /m 
P
        : 24 x /m 
S
        : 36 oC 
 | 
  
   
1.  Kaji  tingkat dehiderasi klien   
2.  Anjuran  pemasukan cairan peoral  secara bertahap  
3.  observasi
  tanda-tanda vital  
4.  penatalaksanaan  pemberian cairan imfus  
 | 
  
   
1.  Untuk  mengetahui derajat  dehidrasi klien  
2.  Membantu
  memenuhi cairan yang hilang  
3.  Tanda-tanda
  vital  menggambarkan  kondisi klien secara umum  
4.  Untuk  mengganti cairan yang terbuang   
 | 
 
Catatan Perkembangan
Nama Pasien           :    Tn
“P”                                                                     Nama
mahasiswa    0: Hasrianti
No
Rekam Medik   :    06 35 19                                                                  NIM                        : 1.0109.013
Ruang
Rawat          :    Interna
| 
   
Tanggal 
 | 
  
   
Kode NDX 
 | 
  
   
Jam 
 | 
  
   
Implementasi 
 | 
  
   
Evaluasi 
 | 
 
| 
   
06 April 2005 
 | 
  
   
1. 
 | 
  
   
08.00 
 | 
  
   
1.  Mengkaji
  tingkat nyeri, lokasi, karakteristik 
  dan integritas nyeri 
  dengan  skala  (0-10) 
     hasil : klien mengeluh nyeri. 
 | 
  
   
S : -  Klien
  mengatakan abdomen masih terasa sakit. 
O :-  Ekspresi
  wajah nampak meringis 
     -   Pasien rencana operasi 
     -   Tanda-tanda vital 
TD : 120/80 mmHg         S
  : 36oC 
   N
  : 16 x/m                     P : 24 x/m 
A : Masalah belum teratasi 
P  :
  Lanjutkan intervensi  
     1.
  Kaji tingkat nyeri 
     2.
  Observasi tanda-tanda vital 
     3.
  Ajarkan teknik relaksasi 
     4. Kolaborasi
  dengan dokter untuk pemberian obat analgetik. 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.10 
 | 
  
   
2.  Mengukur
  tanda-tanda vital,  
     hasil :  
     TD :
  120/80 mmHg      S : 36oC 
     N   : 16 x/m                   P : 24 x/m 
 | 
 |
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.20 
 | 
  
   
3. Mengajarkan teknik relaksasi,  
     hasil
  : Klien menarik napas dalam (inspirasi lebih panjang dari eksparasi) dengan
  melakukan sebanyak 5 kali kolaborasi. 
 | 
 |
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.30 
 | 
  
   
4.  Kolaborasi pemberian obat analgetik ,  
     hasil
  : Obat sudah diminum. 
 | 
 |
| 
   | 
  
   
2 
 | 
  
   
08.00 
 | 
  
   
1. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang
  penyakitnya,  
     hasil :
  klien belum mengetahui penyakitnya. 
2.  Memberikan
  informasi untuk membatasi aktivitas guna mencegah kelelahan,  
     hasil :
  klien mengerti dengan informasi yang disampaikan. 
3.  Menjelaskan
  kepada klien tentang prosedur, tindakan keperawatan,  
     hasil
  : klien mengetahui prosedur tindakan keperawatan 
 | 
  
   
S   :   Pengetahuan klien tentang proses penyakit
  dan pengobatannya meningkat 
O :-  Klien
  nampak sering bertanya 
     -   Klien mampak khawatir 
A: -  Masalah belum teratasi 
P  :
  Lanjutkan intervensi  
     1.  Kaji tingkat pengetahuan 
     2.
  Kaji tentang prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan 
     3. Kolaborasi pemberian Obat 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
09.00 
 | 
  
   
4. Megkolaborasikan pemberian obat
  analgetik,  
   hasil
  : obat sudah dominum 
 | 
 |
| 
   | 
  
   
3. 
 | 
  
   
08.00 
 | 
  
   
1.  Mengkaji
  tingkat kecemasan klien,  
     hasil
  : klien masih nampak cemas 
 | 
  
   
S : Klien masih merasa cemas
  terhada penyakitnya 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.20 
 | 
  
   
2.  memberikan
  kesempatan klien untuk mengungkapkan keluhannya,  
     hasil
  : klien merasa diperhatikan. 
 | 
  
   
O  :   Klien nampak gelisah 
A  :   Masalah belum teratasi 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
09.20 
 | 
  
   
3.  Memberikan
  informasi tentang perawatan yang dilakukan selama sakit, 
     hasil:
  klien mengerti tentang pengobatannya 
 | 
  
   
P   :   Lanjurkan intervensi 
     1. Kaji tingkat kecemasan
  klien 
     2. Dengarkan semua
  keluhan 
     3. Bantu untuk
  mengidentifikasi cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan
  penanganannya. 
     4. Beri dorongan
  spiritual pada klien 
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
09.30 
 | 
  
   
4.  Memberikan
  dorongan spiritual pada klien, hasil : klien nampak lebih tenang. 
 | 
 |
| 
   | 
  
   
4 
 | 
  
   
08.00 
 | 
  
   
1.  Menganjurkan
  pemasukan cairan secara bertahap  
     hasil  : klien nampak minum air putih   
 | 
  
   
S :  klien mengatakan masih mual  
O :    -  klien  mengeluh muntah-muntah  
- turgo bibir klien masih
  nampak kering  
-  klien  masih nampak cemas, masih
  terpasang  infus    
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.10 
 | 
  
   
2. Mengobservasi tanda-tanda
  vital   
     hasil :  TD
     : 120/80  mmHg 
                N      : 16 x /m 
                S       : 36oC 
                P       : 24 x /m 
 | 
 |
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.30 
 | 
  
   
3. Melanjutkan Pemberian cairan
  infus  
     hasil  : infus terpasang    
 | 
  
   
A: masalah belum teratasi  
P : lanjutkan intevensi  
1. kaji tingkat dehidrasi
  klien  
2.   anjurkan masukan cairan secara bertahap  
3.   observasi tanda-tanda vital  
4.   lanjutkan pemberian cairan infus  
5.   beri minum obat cotrimizasoel 
   
 | 
 
| 
   | 
  
   | 
  
   
08.40 
 | 
  
   
4. Memberi minum obat  cotrimizesoel   
     hasil
  : obat sudah diminum   
 | 
 
BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Pengkajian
Secara garis besar tampak ada persamaan antara teori
yang dibahas dalam bab II dengan laporan kasus bab III. Dalam teori dijelaskan
bahwa tanda dan gejala apendisitis adalah malaise, takikardi, konstipasi pada
awitan awal, distensi abdomen, nyeri tekan, anoreksia, nyeri abdomen sekitar
epigastrium dan ambilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc
Burney (Setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan).
Sedangkan pada kasus yang diangkat dimana gejala
klinik yang ada seperti, konstipasi pada awitan awal, tachikardi, malaise,
nyeri abdomen, anoreksia, mual dan muntah.
B.     Diagnosa Keperawatan 
Diagnosa keperawatan yang lazim ditemukan pada klien
pre op apendisitis : 
1.     
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peradangan pada apendisitis.
2.     
Kurang
pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
3.     
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan 
4.     
kekurangan volume cairan  berhubungan dengan muntah praoperasi 
Sedangkan diagnosa keperawatan yang penulis temukan di dalam praktek
yakni :
1.        
gangguan 
rasa  nyaman nyeri  berhubungan dengan  peradangan pada  appendisitis 
2.        
kurang pengetahuan tentang  proses penyakit dan pengobatannya  berhubungan dengan kurang informasi  
3.        
kecemasan berhubungan dengan status kesehatan   
Kesenjangan yang ditemukan yakni ada 1 diagnosa keperawatan yang ada
dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus pada Tn “P” yaitu :
1.     
kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
praoperasi 
C.    Perencanaan
Secara umum rencana keperawatan yang penulis buat
pada kasus nyata tidak termuat dalam teori seperti yang telah diuraikan pada
bab II, karena klien telah mendapatkan pengobatan dan tindakan perawatan
sebelum penulis melakukan pengkajian. Perencanaan disesuaikan dengan kebutuhan
dasar dan masalah keperawatan klien yang ditentukan penulis. Tindakan
keperawatan didasarkan prioritas masalah serta tujuan yang dicapai dengan
mempertimbangkan aspek kondisi, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia
yang dapat mendukung hal tersebut.
D.    Pelaksanaan 
Pada pelaksanaan asuhan keperawatan kasus nyata,
semua rencana intervensi yang telah disusun untuk ketiga diagnosa dapat
dilaksanakan pada kasus nyata. Hal-hal yang mendukung implementasi yang
direncenakan dapat dilaksanakan karena adanya kerjasama yang baik dengan klien
dan keluarga serta tim kesehatan yang lainnya yang ada di ruangan dan
tersedianya sarana dan prasarana di ruangan untuk kelancaran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien Tn “P”.
E.     Evaluasi
Tahap ini merupakan respon umpan balik dari tindakan
yang dilakukan dimana setiap tindakan pengobatan menyebabkan timbulnya respon.
Evaluasi dilakukan tiap hari untuk mengetahui pencapaian tujuan dan sejauh mana
respon klien setelah dilakukan intervensi keperawatan. Dari 4 (empat) diagnosa
yang diangkat oleh penulis belum teratasi :
1.     
Nyeri berhubungan dengan peradangan apendisitis
2.     
Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang informasi.
3.     
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
4.     
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan  muntah praoperasi 
Dari uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan keperawatan yang
diberikan belum mampu menyelesaikan semua masalah keperawatan yang dialami
klien karena masalah keperawatan yang dialami klien cukup berat yang memerlukan
perawatan yang cukup lama sementara implementasi dalam karya tulis ini hanya 2
hari, namun hal-hal yang mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan misalnya
keterlibatan keluarga klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan dan
kerja sama petugas ruangan akan membantu menyelesaikan masalah klien nantinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menuliskan beberapa kesimpulan dan saran dalam
peningkatan pelayanan asuhan keperawatan khususnya pada penderita pre op
apendisitis.
A.    Kesimpulan
1.     
Klien dengan pre op apendisitis memerlukan asuhan
keperawatan yang sesuai dengan respon dan kebutuhan dasarnya.
2.     
Klien dengan pre op apendisitis proses pengobatan
memerlukan perhatian khusus untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan pemberian
motivasi atau dukungan untuk mengurangi tingkat kecemasannya.
3.     
Klien dengan pre op apendisitis perlu perhatian selama
perawatan dan menjaga kebersihan kulit karena umumnya mengalami gangguan
aktivitas (bedrest total).
4.     
Keterlibatan keluarga, orang dekat dan pelayan
kesehatan khususnya perawat sangat membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya.
B.     Saran
- Untuk rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai sebagai sarana peningkatan kualitas asuhan keperawatan khususnya klien dengan pre op apendisitis.
 - Peningkatan sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
 
DAFTAR PUSTAKA
Doenges Marilynn E, dkk, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan,  Edisi III, EGC.
Depkes RI, 2000, Indonesia Sehat 2010, Visi Baru, Misi Kebijakan dan
Strategi Pembangunan kesehatan, Jakarta.
Smelzzer dan Bare C, 2000. Buku Ajar Medikal Brunner and Suddarth,  Edisi VIII, Volume 2, EGC Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar