Pendahuluan
Dengan makin bertambahnya
penduduk usia lanjut (lihat tentang demografi dan epidemiologi penduduk lanjut
usia di indonesia),bertambah pula penderita golongan ini yang memerlukan
pelayanan kesehatan.Berbeda dengan segmen populasi lain,populasi lanjut usia
dimanapun selalu menunjukkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi
dibanding populasi lain.Disamping itu,oleh karena aspek disabilitas yang tinggi
pada segmen populasi ini selalu membutuhkan derajat keperawatan yang tinngi
Keperwwatan pada usia lanjut merupakan bagian dari
tugas dan profesi keperawatan yang
memerlukan berbagai keahlian dan keterampilan yang spesifik,sehigga di
bidang keperawatan pun saat ini ilmu
keperwatan lanjut usia berkembang menjadi suatu spesialisasi yang mulai
berkembang.
Keperawatan lanjut usia dalam bahasa Inggris
sering dibedakan atas Gerontologic nursing(=gerontic nursing) dan geriatric
nursing sesuai keterlibatannya dalam bidang yang berlainan.Gerontologic nurse
atau erwat gerontologi adalah perwat yang bertugas memberikan asuhan
keperawatan pada semua penderita berusia diatas 65 tahun (di Indonesia dan Asia
dipakai batasan usia 60 tahun) tanpa melihat apapun penyebabnya dan dimanapun
dia bertugas.Secara defenusi,hal ini berbeda dengan perwat geriatrik,yaitu
mereka yang berusia diatas 65 tahun dan menderita lebih dari satu macam
penyakit (multipel patologi),disertai dengan berbagai masalah psikologik maupun
sosial.
Dalam prakteknya keperawatan jenis penderita ini
sulit untuk dibedakan,karena itu dalam buku ini penulis lebih senag istilah
perawat lanjut usia.
Konsep Dasar Keperawatan
Secara konseptual,kebutuhan keperawatan adalah
memberikan bantuan (assistance) pada penderita untuk melaksanakan pemenuhan
kebutuhan hidupnya sehari-hari (daily needs).Oleh karena itu kebutuhan perawat
adalah sama atau hampir sama dengan kebutuhan hidup sehari-hari seorang
penderita (Culver J 1969).Gambar skematik dibawah ini akan lebih memperjelas
hal tersebut.
Gambar 1. Keperawatan Holistik penderita (=”Total Patienc Care”)
Kesehatan dan penyakit lanjut usia secara umum
memng berbeda dengan kesehatn dan penyakit dan segmen populasi lain.Terdapat
beberapa hal yang penting dan karaketristik penyakit pada usia lanjut yang
perlu diperhatikan untuk memberikan keperawatan yang baik,yaitu:
§ Penyakit pada usia lanjut biasanya
bersifat multi matologi, yang menyerang berbagi organ dan sistem,yang biasanya
berlangsung secara kronis.
§ Pada usia lanjut sudah terjadi pula
berbagai penurunan fungsi dan antomil tubuh akibat proses menua.
§ Penyakit pada usia lanjut biasanya sudah
disertai dengan kecacatan dan disabilitas.
§ Penyakit pada usia lanjut selalu
mengandung aspek bio-psiko-sosial.
Karena itulah berbeda dengan segmen populasi
lain,populasi lanjut usia sangat memerlukan apa yang disebut perawatan
penderita secara total atau holistik.Secara umum,hal ini berrti bahwa pemberian
keperwatan pada penderita usia lanjut lebih ditujukan pada aspej
kesejahteraannya (well being) sebagai manusia dan bukan hanya sekedar
keperawatan higiene sehari-hari,penyediaan makanan,bantuan untuk ambulasi atau
pemberian obat-obatan sesuai dengan daftar pengobatan dari dokter.Terlebih dari
itu adalah upaya khusus yang bersifat memberkan keperawatan secara individual
berbeda antara satu individu dengan individu lain,membantunya melakukan
pemulihan kesehatan dan mengantarnya kembali aktif di masyarakat dalam keadaan
yang terbaik (Culiver,1969).Dalam jeperawatn total ini harus ikut dipertimbangkan
semua aspek perbedaan
individual,usia,keinginan dan
ketidakinginan,disabilitas,ketergantungan,kebia-saan,kepercayaan,kecemasan,keluhan
dan kekhususan dari penderita.Pengertian atas hal-hal tersebut,disertai dengan
pertimbangan yang baik akan secara tepat dapat merencanakan pemberian bantuan
dan keperawatan bagi masing-masing penderita.
Perawatan penderita secara total memang tidak
cukup hanya diberikan oleh tenaga keperawatan.Karena itulah dalam konsep
leperawatan penderita usia lanjut diperlukan kerjasama TIM (lihat mengenai tim
geriatri).Tim tersebut bukan saja bekerjasam dalam pembuatan konsep
penatalaksanaan penderita,akan tetapi juga dalam hal perawatan secara holistik
tersebut.Walaupun demikian,peran perawat inap merupakan figur sentral untuk memastikan
agar perumatan yang baik dan benar telah dilaksanakn (Culver,1969).Aspek
keperawatan pada penderita usia lanjut juga harus berarti pemberian asuhan
keperawatan yang mengandung komponen preventif ,promotif ,kurati dan
rehabilitatif.Mencegah terjadinya kecelakaan,upaya memberikan fisoterapi dan
mobilisasi secepatnya,pengawasan atas pemberian obat dan nutrisi,serta
upaya-upaya pemulihan harus selalu dipertimbangkan pada setiap penderita lansia
yang dirawat.
Konsep Tim dalam Keperawatan Penderita : Assesmen Keperawatan Menyeluruh
Sesuai dengan hal-hal yang telah dibicarakan
diatas,maka konsep TIM dalam keperawatan lanjut usia harus dilaksanakan
dimanapun tugas keperawatan tersebut diselenggarakan.Karena pentingnya hal
ini,konsep kerjasam tim ini yang bersifat multidisiplin dan dilaksanakan secara
interdisiplin akan dibahas secara khusus berikut ini.
Dari skema tersebut terlihat sebagai sasaran
adalah berbagai aspek dari kesehatan penderita,antaralain:
·
Diagnosis
/ masalah kesehatan utama
·
Diagnosis
/ masalah kesehatan tambahan atau komorbiditas.
Kedua asoek tersebut diatas,tentu saja harus
ditangani (terutama) oleh dokter.
- Msalah nutrisi yang terutama ditangani oleh nutrisionis.
- Masalah sosial dan lingkungan yang terutama ditangani oleh sosio-medik.
- Masalah disabilitas dan handikap yang terutam ditangani dokter /petugas rehabilitasi.
- Masalah lain akan ditangani oleh disiplin yang sesuai.
Akan tetapi,sebagai ujung tombak adalah
perawat,yang dalam skema terlihat harus ikut menangani semua aspek dari
kesehatan penderita.
Garis yang membentuk /membatasi masing masing
disiplin terlihat terputus-putus ,memberi arti bahwa masing-masing tidak secara
kaku membatasi pada disiplinnya masing-masing,akan tetapi secara saling
tergantung dapat memberikan masukan pada disiplin lain,dengan tujuan akhir
bersama,yaitu tercapainya tingkat kesehatan lansia yang lebih baik dan mandiri
sesuai tujuan bersama tim yang telah disepakati.
Didalam tim,secara bersama-sama semua anggota tim
mengadakan rencana penatalaksanaan jangka panjang atau pendek terhadap
kesehatan individu lansia tersebut dan kemudian secara bersama-sam pula
mengadakan implementasi atas rencana tersebut.Secara periodik diadakan
peninjauan atas implementasi ini untuk diadakan perbaokan dimana perlu atas penatalaksanaan
/rencana yang terdahulu.Secara skematik tatakerja tim tersebut dapat dilihat
dari skema dibawah ini.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 3.Alur kerja penatalaksanaan
penderita geriatri
Peranan Perawat di Berbagai Jenis Pelayanan Lanjut Usia
Sesuai dengan pedoman pelayanan kesehatan usia
lanjut yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI,maka pelayanan kesehatah lanjut usia harus dilakaukan berjenjang
dan berkesinambungan mulai dari masyarakat sampai ke RS yang mempunyai pelayana
kesehatan lanjut usia /geriatri lengkap (Dep.Kes RI,1993).Bagan pelayanan
kesehatyan lanjut usia tersebut dapat dilihat berikut ini.
Oleh karena itulah perawat dapat ditempatkan dan
bertugas diberbagai tingkatan dan tempar pelayanan kesehatan lanjut yusia,yang
tugasnya dapat digambarkan secara ringkas sebagai berikut.
A.Di Masyarakat
Tujuan
geriatri adalah mengupayakan sejauh mungkin agar seorang lansia dapat
hidup di rumahnya sendiri,dalam lingkungannya sendiri atau dengan bantuan
sesedikit mungkin dari orang lain.Untuk mencapai tujuan ini,maka semua aspek
geriatri mulai dari upaya pencegahan,peningkatan kesehatan,kuratif dan
rehabilitatif menjadi sangat penting.Upaya di masyarakat,berupa upaya
preventif,promotif dan kuratif sederhana harus dilaksanakn secara baik,dimana
perawat merupakan bagian yang upaya tersebut.
Di masyarakat perawat usia lanjut dapat bertugas
di Puskesmas atau di panti wredha dan panti rawat wredha.
Tugas perawat di puskesmas guna kepentingan para
lanjut usia tergantung dimana perawat tersebut menjalankan tugasnya.Seperti
diketahui tugas pokok Puskesmas diantaranya adalah:
- Klinik rawat jalan
- Perawatan di rumah (=home nursing)
Sebagai perawat kunjungan rumah,maka perawat harus
bertindak sebagai orang terdepan dalam tim geriatri Puskesmas (bersama petugas
sosio-medik dan dokter),dan melakukan tindakan baik yang bersal dari tim kepada
individu lansia di masyarakat,atau melaporkan keadaan –keadaan individu
tersebut untuk dapat ditentukan penatalaksanaan ap yang perlu diberlakukan
kepada individu lansia tersebut.Perawat di sini juga bertindal mengadakan
asesmen kesehatan sederhana,nutrisi,lingkungan,dan sosial ekonomi dari lansia
tersebut untuk dapat dicatat sebagai data dasar individu lansia yang berada
dibawah pengawasannya.Dari data dasr tersebut tim geriatri puskesmas dapat
menentukan langkah dan tindakan yang
diperlukan oleh individu lansia.Rincian tindakan preventif,promotif,kuratif dan
rehabilitatif yang diperlukan harus ditentukan .Tindakan yang dapat
dilaksanakan di lingkungannya sendiri segera ditindak lanjuti,baik oleh petugas
puskesmas sendiri atau oleh badan /petugas kesejahteraan yang lain.Langkah dan
tindakan yang perlu dirujuk ke instansi yang lebih tinggi dapat diteruskan
melalui Puskesmas.
Sebagai perawat yang bertugas di klinik Puskesmas
,dia harus (bersama dengan dokter) mengadakan asesmen keperawatan dan ikut
menentukan berbagai nasihat bagi penderita lansia yang datang ke klinik
tersebut
Di panti wredha mengingat bahwa oada dasarnya
penghuninya adalah para lansia yang masih sehat,biasanya perawat harus bertugas
mandiri untuk mengawasi kesehatan penghuni dan dimana perlu mengadakan
pengobatan sederhana.Di dalam panti wredha ini ,sebaiknya perawat juga
memfasilitasi aspek promotif antara lain dengan mengupayakan dan mengawai
nutrisi,olahraga,rekreasi /hobi.Di samping itu perawat bertugas memberikan
asupan kepada petugas kesehatan lansia di Puskesmas tentang berbagai masalah
kesehatan yang terjadi pada para penghuni panti wredha.Di panti wredha,dimana
penghuninya biasanya menderita penyakit kronis
dusertai dengan derajat kecacatan (disabilitas) perawat bertugas
memberikan penatalaksanaan berbgai penyakit yang diderita ole
penghuninya.Perawat di panti wredha (nursing
home) seperti juga perawat di rumah sakit,berperan sentral dalam tim
,karena kontak atau hubungannya dengan penghuni yang biasanya berlangsung 24
jam sehari.Dari berbagai masukan perawat,tim secara bersama-sama menentukan apa
yang perlu diberikan kepada penghuni.
B.Perawat di Pelayanan Masyarakat yang Berbasis Rumah Sakit
Perawat disini bertugas sebagai petugas rumag
sakit dalam kunjungan rumah dan melaporkan keadaan penderita lansia (yang
biasanya berobat /dirawat di rumah sakit tersebut) kepada tim geriatri untuk
dicatat perkembangan kesehatannya yang terakhir atau dilakukan tindakan
penatalaksanaan yang baru sesuai hasil rapat anggota tim.
Perawat disini juga harus bertindak memberikan
pengetahuan (”transfer of knowledge”)
kepada petugas kesehatan di masyarakat (Puskesmas,panti wredha atau panti rawat
wredha ) tentang tatacara penatalaksanaann kesehatan bagi populasi lansia di
daerah tersebut,baik dalam aspek preventif,promotif,kuratif sederhana atau
rehabilitatif.
C.Perawat Lansia di Rumah Sakit
Di rumah sakit perawat lanjut usia dapat
ditempatkan di berbagai tempat pelayanan kesehatan lanjut usia,antara lain di
poliklinik ”day hospital” bangsal akut atau bangsal kronis.Di
poliklinik,perawat bersama petugas sosio-medik dan dokter geriatrik melakukan
asesmen yang perlu dan melaksanakan asuhan keperawatan ambulatoir yang perlu
dikoordinasikan dengan jenis pelayanan di rumah sakit yang lain,misalnya
pengaturan nutrisi,rehabilitasi dan pelayanan klinik siang (=”day hospital”).
Di bangsal geriatri akut perawat selain bertindak
mengadakan asesmen serta asuhan keperawatan juga mengawasi agar tindakan
pelayanan dari disiplin lain dilaksanakan dengan baik.Perawat disini
seolah-olah merupakan penyelia umum
atas terlaksananya semua tindakan yang telah direncanakan bersama oleh tim
geriatri,mengingat bahwa tugas perawat selama 24 jam (dalam beberapa shift )
dapat memonitor dan melakukan tugas dari semua anggota tim.
Tugas perawat di klinik siang terpadu (”day hospital” ) terutama adalah
mengadakan koordinasi dengan berbagai modalitas tindakan yang dilaksanakan pada
penderita secara individual.
Tugas di bangsal kronis,secara umum hampir sama
dengan yang dilakukan di bangsal akut,akan tetapi mengingat jenis penyakit yang
diderita oleh penghuni bangsal ,maka pengawasan terutama dijalankan atas
tindakan rehabilitatif,walaupun tindakan kuratif,rekreasional dan tindakan yang
lain masih tetap dikerjakan.
PASIEN RAWAT INAP KARENA
SAKIT PSIKOGERIATIK
Pasien Psikogeriatri yang menjalani rawat inap dapat dibagi dalam kelompok
–kelompok berikut:
- Pasien yang memerlukan pendamping
- Pasien-pasien yang memerlukan asuhan
- Pasien-pasien yang memerlukan perawatan
Urutan dari penggolongan ini adalah menurut tingkat bantuan yang perlu
diberikan dalam perawatn diri mereka,dimulai dari menganjurkan aktivitas
kehidupan sehari-hari (AKS) sampai pengambilan seluruh kegiatan perawatan
diri.Setelah dirawat pasien dapat berpindah dari kategori yang satu ke yang
lain.
MASALAH KEPERAWATAN DARI
PASIEN RAWAT INAP KARENA PENYAKIT PSIKOGERIATRIK
1.Pernafasan
Kemungkinan aspirasi adalah suatu resiko tambahan yang dapat menyebabjan
radang paru.Pasien tidak dapat memberitahukan jika ada masalah dengan
pernafasannya.
2.Nutrisi
Disamping adanya penurunan rasa lapar dan haus ,mereka dapat makan dan
minum tak terbatas .Pasien tidak akan mampu (memilih,memegang,mengunyah,menelan
makanan) untuk memenuhi kebutuhannya.Makan dan minum bahan-bahan yang berbahaya
atau tidak dapat dicerna,dapat sangat mengganggu kesehatan.
3.Eliminasi
Baik konstipasi maupun retensi urine dapat saja timbul tanpa adanya
pemberitahuan dari pasien.Inkontonensia urine dan feses akan timbul secara
terus menerus,kadang-kadang karena tidak adanya kamar mandi,tapi juga karena
tidak lagi merasakan dorongan-doronga untuk melakukannya.Pakaian dapat
mengganggu pasien untuk secara mandiri ke kamar mandi.
4.Regulasi Suhu
Pengalaman yang lain akan unsur panas dan dingin dapat menjadi sebab dari
cara bereaksi yang salah terhadap keadaan sekeliling.Pasienpun sering tidak
mampu memilih pakaian yang cocok dengan keadaan iklim /musim dalam tahunan.
5.Ambulasi
Pada kelompok pasien-pasien ini,disamping timbul hambatan gerak juga timbul
hambatan berjalan.Pada hambatan berjalan timbul bahaya dapat jatuh,ini juga
terjadi karena dia tidak dapat melihat atau menafsirkan hambatan-hambatan yang
ada.Hambatan-hambatan dalam gerak bisa menyebabkan timbulnya resiko atrofi dan
kontraktur.
6.Istirahat,Keteraturan dan
Aktivitas
Pasien psikogeriatrik biasanya mengalami gangguan sirkandian malam dan
siang.Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat sering akan mengarah pada
salah satu bidang secara berlebihan.Pemakaian obat-obatan dapat memberi pengaru
negatif terhadap istirahat pasien tersebut.
7.Perawatan Pribadi
Pada umumnya pasien masih tergantung pada bimbingan dan bantuan yang
diberikan pengasuhnya dalam perawatan diri mereka .secara naluri pasien
sebenarnya menolak ketergantungan ini .Oleh karena kita sering melihat bahwa pasien pemberian bantuan ini.
Karena mereka kehilangan pandangan rentang kemampuan jasmani mereka.Maka
pasien mempunyai masalah dengan melakukan kebiasaan mereka.Oleh karena
kurangnya reaksi terhadap tekanan pada tubuh dalam waktu yang lama,maka hal ini
da-pat menimbulkan dekubitus.
8.Keamanan perlindungan dan
Keintiman
Pasien akan senantiasa merasa dirinya berada dalam suatu lingkungan yang asing,suatu situasi yang tidak memberi
rasa aman baginya.Ia akan selalu mencari lingkungan yang aman,yang mungkin
hanya ada dalam angan-angannya.
Selain itu lingkungan di dalam ruang perawatan dapat memberikan bahaya yang
nyata bagi pasien (adanya kursi atau kursi roda,tempat tidur yang tinggi,dan
lain sebagainya)
9.Komunikasi dan Interaksi
Komunikasi dengan orang lain selalu membawa masalah,baik gangguan dalam
daya ingat maupun proses berpikirnya,serta cara menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti orang lain
Hal ini adalah masalah-masalah dalam kekurangan komunikasi
10.Memenuhi dan Mengtur
Kehidupan
Pada pasien psikogeriatrik,pemenuhan pengaturan kehidupannya hanya tertuju
pada saat sedang berlangsung.Waktu lampau dan akan datang tidak dapat dipakai
sebagai pedoman untuk menentukan pemenuhan dan pengaturan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.Dr.H>Hadi
Martono,SpPD,K-Ger,Pelatihan Keperawatn Askep Geriatri,Semarang
2.Dep Kes RI,Buku Stnadar
Keperawatan,Jakarta,Depkes RI,1993
3.Josep J
Gallo,William Reichel,Lilian M,Andersen,Buku Saku Gerontologi
E/2,Jakarta,EGC,1998.
4.Lueckenotte,Pengkajian
Gerontologi Edisi 2,Jakarta,EGC,1997
5.Marie Jaffe R.H,M.S,Geriatric Nursing Care
Plans,Skidmore-Roth Publising,Inc.El Paso,Texas,1991
6P,J. M Stevens,F.Bordui,J.A.G.Van Der Weydy.Ilmu
Keperawatan jilid 2 Edisi 2,Jakarta,EGC,1997.
7. Susan Puder Baugh Ulrich,Szanne Weyland Kanale,sharon Andrea Wendell,A
Nursing Care Planning Guides, W.B.Saunders Company,1990.
8. Wahyudi
Nugroho,SKM,Keperawatan Gerontik Edisi 2,Jakarta,EGC,2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar